Stranger To The City Urban Man in Jos, Nigeria (Leonardo Plotnicov)
Leonard Plotnicov adalah dosen antropologi dari Pittsburg University, Amerika Serikat. Stranger to the City Urban Man in Jos, Nigeria menggambarkan kehidupan imigran di Kota Jos Nigeria. Tujuan dari buku ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis individu yang berupaya melakukan penyesuaian dalam kehidupan moderen urban dalam komunitas Afrika Barat. Plotnicov berharap dengan menggambarkan kedelapan informannya, ia dapat memberikan keseluruhan gambaran kehidupan imigran di Kota Jos.
Lapangan penelitian Plotnicov dalam buku ini adalah
jaringan sosial yang berisi orang-orang dan kelompok yang berisi prilaku
individu dalam setting yang spesifik. Ia banyak menggunakan laporan pemerintah,
data statistik, dan sedikit menggunakan perasaan dan kesan. Plotnicov memilih
sendiri ke delapan informannya, melalui proses trial and error, sehingga
dianggap dapat mewakili Jos. Ia melihat jaringan sosial melalui banyak orang,
Plotnicov memilih apa yang disebutnya
pendekatan ego-oriented/ ego-centered. Ia mengikuti garis hubungan dari
single individu dalam beberapa detail, menggunakan ikatan sosial mereka sebagai
basis dekripsi dan analisis. Plotnicov juga menggambarkan area kampung halaman,
bayangan kehidupan rumah yang baik, dan permasalah kembalinya seseorang ke
kampung halaman tanpa membawa kesuksesan. Meneliti masyarakat Afrika artinya
tidak boleh menilai ketidakkonsistenan perilaku mereka menghadapi perubahan
sehingga kita dapat melihatnya secara emic
bukan ethic.
Tulisan ini menilai kembali kajian sebelumnya tetang
apa yang dilakukan para urban di kota Jos, mendeskripsikan urbanisasi Afrika
yang menyebabkan hancurnya hubungan familil dan tribal, disorganisasi sosial
dan budaya, dan penyakit sosial lainnya yang disebabkan oleh industrialisasi.
Plotnicov menemukan apa yang digambarkan sebagai perilaku yang membingungkan (confused behavior) yang merefleksikan
respon pragmatis dan masuk akal dalam perubahan(shifting) kondisi sosial dan budaya.
Plotnicov menekankan pada aturan kelompok (role of group) sebagai acuan individu
bertindak dan beriman (belief and
behavior). Contohnya saja pada informan pertama Isaac Olu Oyeumi yang menganut agama Kristen
Baptis namun mempraktekkan poligami. Masyarakat Jos membangun prilaku yang
layak untuk konteks tertentu atau yang disebut “analisis situasional/
situasional selectivity”. Konteks tersebut ditentukan oleh kelompok referensi (reference group theory), dimana setiap
kelompok menyediakan bentuk dan bingkai bagi prilaku, belief termasuk
status dan peranan bagi mereka. Prilaku mereka sangat kontekstual. Kelompok
referensi tersebut adalah pemimpin kelompok,
kelompok kerabat, teman, kerabat suku, dan rekan kerja.
“individu adjusting their roles to reconcile
the multiple areas”
Buku ini memperlihatkan bagaimana struktur bergeser
dan dinamis. Manusia berhadapan dengan situasi-situasi strategis sehingga
struktur ada sebagai konstruksi terus menerus. Struktur bergerak, dalam
ontologinya, diistilahkan dengan jaringan sosial. Dalam kehidupannya, seorang
individu akan berusaha mengaktifkan jaringan yang ia punya untuk memecahkan
masalah. Analisis berdasarkan jaringan ini sangat sesuai untuk menganalisis
masyarakat Jos yang kompleks, dinamis dan kontekstual.
Jos adalah sebuah kota yang terletak di Nigeria
bagian utara yang saat itu baru berusia 50 tahun dan dihuni oleh sekitar 60.000
jiwa. Meskupun bukan
pusat Nigeria,
namun menjadi strategis karena merupakan pusat komunikasi dengan karakteristik
masyarakatnya yang kompleks. Jalan layang, airport, jalur kereta dibangun untuk
kebutuhan industri tambang dan
administrasi kolonial. Jos menjadi daerah eksploitasi tambang timah. Jos dibangun oleh etnis Hausa dan pemerintah
kolonial yang menjadikan kota Jos menjadi modern. Kota ini memaparkan keragaman
yang besar atas norma dan institusi yang jauh berbeda dengan norma dan
institusi para penghuninya yang berupa pendatang (masyarakat urban). Kota
modern bagi para pendatang adalah sebuah organisme yang memiliki keanehan
budaya ( strange cultural organisme).
Demikian pula Jos, bagi para penghuninya baik secara geografi maupun kultural.
Jos Plateau merupakan wilayah yang memiliki
atmosfer tersehat di Afrika Barat. Hal
ini menjadi alasan mengapa Jos dipilih sebagai lokasi misionaris, administrasi,
dan pemukiman bagi residen Eropa baik yang masih bekerja sebagai tenaga di
pertambangan maupun yang sudah pensiun dan beralih menjadi permanen residen dan
bekerja sebagai misionaris. Jika daerah
lain yang kehidupan ekonominya karena tambang ikut jatuh saat tambang juga jatuh. Jos tetap berhasil dalam kehidupan
ekonominya dari sektor transportasi dan aktivitas perdagangan. Seperti kayu,
printing plant, dan perusahaan furnitur yang sebagian besar dimiliki oleh orang
Afrika. Termasuk pada pembangunan rumah, pembuatan lorry body, penjahit, pembuat sepatu, kasur, dan koper. Perdagangan yang terpenting bagi Jos adalah
alat angkut dan transportasi kereta.
Meneliti masyarakat Afrika memiliki keunikan
tersendiri dibanding masyarakat Amerika, Eropa ataupun Asia. Plotnicov
mengingatkan bahwa, dalam meneliti masyarakat Afrika harus ingat bahwa:
1.
masyarakat Afrika terdiri dari beraneka ragam suku
sehingga mereka sangat bervariasi
dan kompleks dan masyarakat
Afrika sangat adaptif;
2.
penduduk kota terdiri dari banyak
pendatang seperti dari India dan Eropa. Suku asli Afrika yang memiliki agama
tradisional masing-masing dan agama universal yang dibawa oleh para pendatang
dan sudah dianut oleh masyrakat Afrika di perkotaan;
3.
konsep pluralisme dan akulturasi;
4.
konteks
hubungan sosial urban yang di antara hubungan antara teman hidup, tetangga,
kerabat, rekan kerja, anggota gereja,
kelompok suku yang kesemuanya ini memiliki kategori. Seorang invidu harus
memilih role identity sesuai konteks;
5.
munculnya kategori sosial baru yang
berdasarkan kekayaan berdasarkan pendapatan, afiliasi agama, tingkat pendidikan
barat;
6.
tindakan-tindakan sosial dari orang
Afrika yang kontradiktif dalam acara yang berbeda (berbeda situasi berbeda
tindakan yang diambil);
7.
perubahan bersifat cepat.
Kontak masyarakat
Afrika dengan bangsa barat yang intens melalui
perang, adanya pasukan perdamaian, dan pembangunan industri menyebabkan
pengaruh besar bahkan tidak ada satu suku pun di Afrika yang tidak tersentuh
pengaruh Eropa. Masyarakat tribal Afrika yang semula
berdasarkan kekerabatan (kinsip based
society) bergeser menjadi hubungan impersonal (contractual/impersonal relation).
Jos sama
seperti wilayah tambang lainnya di Afrika, masyarakat terbagi ke dalam beberapa suku atau kelompok homogen
yang tinggal terpisah dan masing-masing
memiliki spesifikasi pekerjaan. Jos tidak hanya menjadi lokasi yang menggiurkan
bagi orang-orang yang ahli, menjadi
pilihan tempat mencari pekerjaan bagi kaum putus sekolah. Mereka pindah ke kota
lain atau ke Jos untuk membantu keuangan keluarga. Sebab ideal bagi mereka
adalah memiliki anggota keluarga yang memiliki gelar dari universitas,
mendaptkan pendidikan yang tinggi sehingga mendapat jabatan yang tinggi di
pemerintahan ataupun industri sehingga bisa mendobrak occupation barrier. Mereka diharapkan dapat membantu keluarganya
yang lain dalam keuangan dan pekerjaan.
Loyalitas yang kuat kepada suku menjadi sangat
mendasar, namun tetap dapat dipengaruhi oleh perbedaan politik dan agama.
Kesetiaan terhadap suku cenderung seumur hidup namun terkadang ini tidak pasti, yaitu saat individu dihadapkan pada keloyalan saat institusi
lain, baik
sesudah maupun sebelum individu keluar dari komunitas kelahirannya. Institusi
agama dan politik yang cenderung merubah keloyalan mereka terhadap suku. Suku
boleh berbeda namun saat religi atau politik mereka sama, mereka disatukan.
Suku memiliki ikatan dalam afiliasi politik dan agama, gaya hidup, pekerjaan
dan kesempatan usaha, arah usaha, pakaian, pilihan makanan dan kebiasaan dalam
hidup lainnya. Seseorang diidentifikasian berdasarkan nama, bekas luka pada
wajah, pakaian, physiognomy sebagai
bagian dalam kelompok etnis yg khusus (particular ethnic group).
Sebaliknya mereka juga mengidentifikasi orang Eropa dengan dengan spesifikasi
“irishmen” atau “welshmen”.
Kekerabatan dan institusi komunitas menyediakan
keamanan bagi kebutuhan ekonomi, sosial
dan psikologi bagi individu dalam masyarakat tradisional Seorang individu dapat
bergantung mendapat kepastian bantuan
dari tetangga atau kelompok kekerabatannya saat ia mengalami kemalangan.
Individu tanpa harus bekerja tetap dapat hidup, menikmati makanan saat tinggal
di kampung halaman bersama dengan komunitasnya. Hal ini tidak terjadi di Jos,
migrasi membatalkan semua kepastian jaminan dari komunitas tradisonal.
Kesatuan suku (tribal union) di Jos (African
voluntary association) dibuat untuk menyatukan antara institusi tradisional
dangan institusi pemerintah. Jauhnya dari kampung halaman dan komunitas asal,
malah memperkuat tribal union dan menamba jumlah tribal union di
Jos demikian juga di Nigeria. Tribal
union disediakan untuk mengisi apa yang tidak dapat dilakukan oleh
pemerintah. Tribal Union juga merupakan lembaga yang mempraktikkan sinkretisme
yang mengkombinasikan ide asli Afrika mereka dengan praktik barat atau Eropa.
Fungsi dari tribal union adalah sociabilitas dan persaudaraan.
Tidak hanya menyediakan pemuasan atas kebutuhan persahabatan, moral dan
ekonomi. Tetapi juga dibuat untuk mempermudah imigran masuk ke dalam komunitas
asing. Menyediakan pendampingan bagi orang yang
tidak bekerja, sakit, dan berduka sesuai dengan budaya Afrika. Menyediakan pemakaman yang layak bagi
yang keluarga yang ditinggalkan, termasuk
kehadiran pelayat dalam jumlah besar dan para simpatisan. Bahkan sampai
membantu memulangkan ke kampung halaman anggota yang meninggal di kota. Tribal
union merupakan kebudayaan kelompok yang terkadang memiliki ikatan dengan
partai politik dan ikut menentukan apa
yang akan dipilih oleh anggotanya.
Informan tersebut antara lain,
Isacc Olu Oyeumi, Isaac Cookey-Jaja: Ijaw, Gande Ikowe: Tiv, Peter Adam Ekong:
Efik, Musa Ibrahim Dan Zaria: Hausa, David Aba Kagoro: Kagoro, David Njoku:
Ibo, dan Pam Choji Kwol: Birom.
Isaac Olu Oyeumi. Berasal
dari Oghbomosho, berpakaian selayaknya orang Yoruba, memiliki bisnis pakaian
etnis Yoruba. Ia bisa berbicara dalam bahasa Yoruba dan Hausa. Di Yoruba
termasuk man of an older generation dan merupakan salah satu
informan yang hidupnya berhasil. Isaac Olu Oyeumi telah tinggal selama 40
tahun di Jos dan sukses membangun toko pakaian. Ia tercatat memiliki 3 rumah di
Jos, 2 rumah di Ogmosho, dan 1 di Gombe. Ia bercita-cita menikmati hari tua di
kampung halamannya di Oghbomosho. Ia menegaskan bagaimana pentingnya seorang
laki laki memiliki properti. Bagi seorang Yoruba, penting sekali dimakamkan di
lahan yang menjadi propertynya. Ayahnya
dimakamkan di bawah salah satu ruangan
kesukaannya. Bercita-cita nantinya dimakamkan di salah satu rumahnya.
Ini sangat kontradiktif dengan ajaran kristen yang mengharuskan seseorang
dimakamkan di tempat pemakaman umum.
Isaac Olu memiliki 23 anak dari 3
istri, yang salah satu istrinya sudah diceraikannya karena dianggap suka
mempraktekkan juju (ilmu hitam).
Tradisional
|
Modern/western
|
1.
menguburkan
ayahnya di bawah ruangan kesukaannya
2.
berencana
membuat makamnya di wilayah rumahnya
3.
menyerahkan anak perempuannya untuk diasuh
dan dinikahkan oleh adik perempuannya
4.
poligini,
menikah 3 kali dan bercerai 1 kali
5.
menekankan
prilaku baik sebagai orangtua karena mempengaruhi penilaian pihak lain yang
akan menjadi besan
6.
memenuhi
kewajiban kekerabatan (kiship obligation) dengan membangunkan rumah dan
bisnis untuk kerabatnya
7.
aktif dalam
tribal union Oghbomosho
8.
etnosentris
denan menganggap Yoruba adalah etnis terbaik
9.
mementingkan
posisi tradisional leader di Oghbomosho dipanding sebagai elders
di gereja baptis. Hal ini ia persiapkan selama bertahun-tahun
untuk dapat mendudukin posisi tersebut dengan mengambil kursus bahasa Inggris
agar dinilai lebih educated.
|
1.
menyekolahkan
anak-anaknya
2.
menganut
agama Kristen Baptis
3.
memilih
menolak lamaran temannya yang ingin menikahi anak perempuannya
4.
menolak
magis (juju)
5.
aktif
di bible class
6.
pernah
jadi anggota the elders of baptism tapi dikeluarkan karena poligini
7.
menolak
anaknya berpoligini
8.
aktif
di Nigerian trader’s Association
9.
aktif
di Jos Town Council
|
Isaac Cookey-Jaja: Ijaw. Most Westernized of Nigerians. Suku ijaw ini
merupakan suku yang paling dianggap beradab di Nigeria. Menggunakan pakaian
selayaknya orang barat, memiliki kemapuan yang baik dalam bahasa Inggris,
mempraktikkan sinkretisme. Ia menikahi perempuan yang baik dari segi
tradisional dan terdidik secara barat. Ia sekeluarga memiliki waktu khusus
untuk ibadah di setiap harinya (private service in the morning)
Tradisional
|
Moderen/western
|
1.
percaya
astrologi
2.
mempraktekkan
ilmu magis (juju)
3.
percaya
mistis dan tafsir mimpi
4.
chauvinistik
5.
benci
orang Eropa
6.
etnosentris
-Berteman dengan orang-orang Ijawa dan membenci Hausa
|
1.
terdidik
2.
memiliki
istri yang juga terdidik
3.
pandai
bahasa inggris
4.
menyekolahkan
kesemua anaknya di sekolah terbaik
5.
memiliki
jam khusus ibadah di setiap harinya
|
Gade Ikowe: Tiv. Gande
Ikowe berasal dari Suku Tiv, yang tidak memiliki keahlian apapun. Ia adalah
keturunan pemimpin namun kehidupannya
cukup memprihatinkan karena miskin. Gande sudah memeluk agama Kristen namun
mempraktekkan native medicine dan magic. Menginginkan suatu saat bisa
kembali ke kampung halamannya untuk menjalankan tugas sebagai senior man. Sayangnya ia tidak lagi
dihargai di kampung halamannya sebagai seorang pemimpin. Ia. Ia memiliki
pandangan bahwa Kristen dan Kekristenan hanya cocok di Kota Jos sementara untuk
konteks Tiv, agama lokal dan kepercayaan lokallah yang cocok.
Peter Adam Ekong: Efik. Pria
yang kesepian dan gugup, orang yang paling tidak dapat dipercaya dari semua
informan yang lainnya. Dia sering menjawab pertanyaan dengan tidak jujur,
respon dan komentarnya berisi banyak kontradiksi dan perbedaan. Sering gagal dalam
menepati janji untuk wawancara, selama satu periode. Dia sering menghidar dan
berpura-pura ketika ada janji, agar peneliti mengganti informan dengan orang
lain. Ia ingin menaikan status menjadi orang Eropa. Dia mengenakan pakaian
macam orang Eropa agar terliat seperti orang Afrika yang elit.
Peter keluar dari pekerjaannya
sebagai pegawai di United Africa Company di Jos, setelah bekerja selama 16
tahun, saat ini dia bekerja sendiri sebagai mekanik. Dia menganggap
pekerjaannya agak lebih tinggi daripada keahlian artistik (seniman). Peter
menggambarkan dirinya bekerja di UAC, dia digambarkan sebagai teknik mesin
tanpa praktik lisensi. Dia telah mencoba sebagai mekanik yang magang dengan
orang Nigeria, otoritas di Bony dan Lagos. Sebelumnya ia menjabat sebagai guru
selama satu tahun di SMP katolik Calabar, dia menerima pangkat VI tahun 1931.
Menyelesaikan 6 tahun pelatihan sebagai mekanik. Mendapatkan setrifikat sebagai
otoritas di Lagos, 72 poundsterling per tahun. Di PHK tahun 1933 karena depresi
dan menemukan pekerjaan kembali di perusahaan makanan beku dengan gaji 20 poundsterling
per bulan. Di Port Harcourt dia di
pindah ke Jos tahun 1934. Setelah bekerja dengan perurasahan Jos, dia resigned
untuk bekerja dengan perusahaan tambang dan tertarik dengan gaji 7 pounsterling
per minggu. Dia memegang pekerjaannya yang berlokasi di Ibi, dekat Makurdi.
Kembali ke Jos tahun 1938, ketika perusahaan tambang bangkrut, akibat jatuhnya
harga biji timah. Dia kembali bekerja kembali di USC dan bekerja kembali dari
tahun 1954, gajinya 30 pounsterling per bulan dan uang pensiun 48 pounsterling
tiap waktu. Peter berkata ia menerima bonus dan tunjangan dari UAC, dari
substansial dan meningkatkan pendapaamya. Selama beberapa tahun sebelumnya, ia
bekerja sebagai truk mekanik di perbaikan kereta api Korporsi Nigeria di Zaria.
Ibu Peter adalah anak tunggal dari
keluarga kaya. Istri paling Junior diantara ayah Peter dan masih tinggal di
Calabar ketika Peter lahir dan dibesarkan. Ia dibagi banyak warisan dari Kakek
Peter dan dibagikan pada saudara laki-laki Peter yang lebih tua yang tinggal di
Calabar. Peter mendesktipsikan ibunya sebagai seorang kalotik dan wanita yang
penting, memegang beberapa gelar. Ketika menjadi saudagar kaya, tapi sekarang
ia berpenghasilan yang sederhana dari menanam pohon sawit, kacang kola, dan
hasil hutan lainnya.
Ayah peter meninggal di tahun
kelahiran Peter, secara patrilineal ia adalah cucu dari Raja Eyamba keturunan
dari Duketown Calabar. Peter bangga dengan status tersebut karena ia mencapai
rangking atas sebagai masyarakat rahasia Egbo. Ia juga dari kerajaan Freemason
(serta dibabtis katilok seperti ibunya) dan ia menjadi orang terkaya di
Calabar. Ia menerima beberapa pendidikan barat dan menjadi agen komersil untuk
penduduk Eropa di Calabar. Telah diakui membangun mission Katolik di Calabar.
Meskipun taat pada ajaran Kristiani, ayah peter berpoligami. “Ayahnya sungguh
memiliki banyak istri, saya tidak pernah tahu mereka semua. Ketika saya tumbuh,
beberapa orang selalu memberi tahu -ini istri ayahmu-“. Peter juga mengatakan
ratusan saudara-saudaranya, tidak mengetahui identitasnya. Peter mengatakan bahwa putra sulung dari
istri tua ayahnya telah menghilangkan semua harta kekayaan ayahnya.
Peter menikah tahun 1934, tapi anak
sulungnya lahir tahun 1921, dan bertemu dengan istrinya tahun 1920 dan berada
di sekolah yang sama selama beberapa tahun. Sertifikat pernikahannya
ditandatangani tahun 1939. Peter berharap anaknya dapat bersekolah di luar
negeri dan tidak memilih menjadi teknisi seperti dirinya. Karena kehidupannya
akan sama jika memilih pilihan seperti dirinya. Peter telah menyatakan dirinya
sebagai orang Afrika yang elit. Anaknya mungkin akan dinikahkan dengan suku
manapun, asalkan keduanya saling mencintai dan pihak lain tidak memiliki reputasi
yang buruk.
Samuel adalah anak Peter yang
paling tua. Pernikahan pertamanya tahun 1954 dengan gadis Ekoi dari Calabar dan
melahirkan dua anak laki-laki. Setelah dua tahun, Samuel menikah dengan gadis
Nupe dari Bida, setelah ia membayar 10 poundsterling kepada mantan suaminya
untuk meresmikan perceraiannya, ia juga memiliki seorang anak laki-laki.
Kesetiaan Samuel, bagi ayahnya dinilai cetek atas komitmen kekristianiannya.
Ketika ada asosiasi Calabar di Kaduna, Samuel malah memilih bergabung dengan
Uniter Ghana, dengan demikian ia menekankan kelompok nasional kakeknya daripada
kelompok etnis dari ayahnya, yang menolak tradisi patrilineal Efik.
Karena ia adalah keturunan langsung
dari Raja Eyamba dari Calabar. Ia memiliki peluang yang kuat untuk memimpin dengan
sukses dalam efik suku Calabar. Sebagai konsekuensinya, ia tidak memiliki
pengalaman yang berharga di kalangan elit modern karena ia fokus pada kalangan
elitnya sendiri. Istri Peter mengatakan, persatuan tidak akan berfungsi jika
tidak memiliki pemimpin. Fungsi dari Union adalah kesukarelaan yang khas dari
etnik Afrika Barat. Tujuannya adalah untuk mengasuh pedamaian, cinta, dan
persatuan diantara efik imigran di Jos. Masyarakat juga telah mencoba
menyelesaikan perselisihan antar pasangan, antar anggota, dan antar anggotanya
dengan anggota luar, dan adanya layanan pemakaman untuk yang mati.
sikap Peter yang berpura-pura
adalah hal yang penting. Baik berpura-pura untuk dirinya sendiri atau untuk
orang lain. Dia ingin pensiun dan kembali ke kota asalnya. Kepura-puraan
tersebut merupakan caranya untuk memisahkan diri dengan lehidupan di kota.
Segala ketidak pastian, ketegangan, dan berbagai macam janji hidup di perkotaan
dikatakannya terus, sehingga Peter mengidealkan kehidupan di kota asal. Ia
ingin kembali ke rumah dan menjalani sisa hidupnya di sana.
Musa Ibrahim Dan Zaria : Hausa. Musa adalah informan dan asisten untuk
menerjemahkan bahasa Hausa. Musa adalah pria yang sombong. Ia adalah orang
utara yang luar biasa dan mendapatkan pendidikan barat secara formal dan ia
ingin orang lain sadar akan hal itu serta menghormatinya. Meskipun ia memiliki
martabat, namun penampilannya secara umum dekat dengan tradisi Hausa. Bahasa
Inggrisnya dikatakan sempurna dan seseorang yang berasal dari latar belakang
kesukuan yang tidak biasa. Ia juga menyatakan dapat sedikit berbicara Birom,
Jarawa, Fulani, Yoruba, dan Arab. Ia seorang muslim, namun telah terkotroversi
dengan kristen, dan dia memuja agama dalam beberapa tahun. Asalasannya adalah
kontroversi dan perubahan karena kisah hidupnya menjadi jelas.
Musa lahir 1902 di desa kecil di
Turawa, 20 mill ke timur dari Zaria. Beberapa tahun setelah kelahirannya,
pindah ke Taka Lafiya, 10 mill ke tenggara dai Turawa. Musa tumbuh sesuai
dengan tradisi dan adat dimana ia berada. Orang tua Musa, muslim dan sebagai
petani. Pendidikan awal Musa mempelajari tentang perkebunan dan bagaimana
membaca Koran. Perpindahan ke Gimi,
memberikan nasib buruk bagi keluarga Musa. Ketika Musa 30 tahun, Ibunya
meninggal dan 6 bulan kemudian ayahnya meninggal. Diikuti dengan kematian istri
keduanya. Beberapa saudara laki-laki dan perempuan Musa, menyelamatkan masa
dewasanya dan keduanya Kristen da Muslim. Beberapa ada yang kembali menjadi
Islam dari kristen. Beberapa keluarganya berasal dari agama dan etnis yang
berbeda.
1952 Musa dikirim ke Inggris,
selama tiga bulan kuliah di pemerintahan lokal. Sekembalinya ia ke Jos, ia
meninggalkan Toro yang menjadi tempat tinggalnya dan mempromosikan dirinya
sebagai supervisi guru. Pensiun di pertengahan 1957 ketika berumur 55 tahun.
Pada masa itu, Musa kursus dalam berbagai varian subjek untuk melebarkan
ilmunya. Contohnya, ketika ia belajar di University Collage dengan program
Extra Moral Studies di Jos, ia juga belajar tentang ekonomi. Musa mecoba untuk
melakukan ibadah sehari lima kali, namun pada saat ia berkerja, ia selalu
mengulang ibadahnya dan mengatakan dapat diakukan pada waktu yang berbeda (di
jamak). Ia menayakan pola ini adalah “moderat dan masuk akal” terhadap dogma
agama. Sejak saudara laki-lakinya meninggal, ia tidak pernah meminta kelompok
lain untuk campur tangan terhadap dirinya sendiri terhadap Tuhan atau untuk
tujuan kenyamanan dirinya sendiri. Musa memiliki sikap toleran dan masuk akal,
sikapnya terhadap hal-hal supernatural diperluas untuk mencangkup kepercayaan
tradisionalnya, seperti penggunaan mantra dan jimat, praktiknya dikutuk oleh Islam
dan kristen. Musa mengatakan setelah ia kembali ke Islam, dia tidak mendapatkan
beberapa mantra, meskipun ia kadang kembali menjadi seorang kristen.
Kelima anak Musa dari istri pertama
telah memilih menjadi Kristen. Istrinya kembali ke komunitas Gimi di Kristen
Hausa. Sedangkan istri keudanya cukup berbeda dengan istri sebelumnya, bukan
orang Hausa, tapi Ankwai. Salah satu dari beberapa pusat orang Nigeria atau
penduduk Plateau. Tidak mengenyam pendidikan formal, hanya bisa sedikit membaca
dalam Hausa dan Inggris. Dia sebelumnya telah menikah, meski tanpa kasus. Istri
ketiganya lahir tahun 1933, paling muda dari kedua istri sebelumnya dan tidak
memiliki anak, seperti istri keduanya. Anaknya telah berumur 16 tahun ketika
Musa menikah. Istrinya seorang muslim dari lahir.
Musa ingin menjalani hidupnya di
Jos karena semua yang ada di Jos adalah teman dengan komunitas lokal yang
beriklim nyaman. Ia ingin memenangkan beberapa poundsterling di kolam sepak
bola, membangun beberapa rumah untuk disewakan, ziarah ke Mekah, dalam
pikirannya ia menghibur jika ia teah memberikan hal yang cukup untuk
anak-anaknya. Tapi dengan begitu banyak kekayaan yang dimilikinya, ia ingin
kembali ke hal yang ia cintai yakni mengajar.
David Aba Kagoro: Kagoro. Kebiasaan
buruk David adalah menyetel radio dengan volume kencang dan suka tidur larut
malam. Kadang tertidur dengan suara radio yang masih menyala dengan keras,
asisten (tetangga David) mengetuk dinding karena merasa terganggu. David sering
mengajak saudara sesuku yang seumuran ke rumahnya. Berbicara keras, bernyanyi,
bercanda, dan tertawa sampai larut malam. Terkadang ketika sedang wawancara
dengan David, ia menyetel musik dan instrumen. Lahir di Kafanchan, negara
Kagoro dan tumbuh disana. Bertahan hidup dengan 4 saudara kandung. Kakak
perempuan yang pertama tinggal bersama suaminya dan memiliki anak di Kaduna.
Saudara lainnya tinggal dengan orang tuanya di dekat Kafanchan. Keluarga yang berpendidikan.
Saudara laki-laki dan perempuan mudanya belum memiliki anak. Ayahnya seorang
pastur babtis.
David diakui oleh teman-temannya
sebagai pemain dzundzum yang baik, bermain sitar (alat musik yang terbuat dari
alang-alang). Tidak ada yang mengajarinya, tapi ia selalu mengingat bagaimana
seorang laki-laki yang memainkan alat musik itu. David berbicara Hausa dengan
baik dan bahasa Inggrisnya sama seperti informan efik sebelumnya. David tinggal
di pelabuhan Hadcourt dan Lagos, dia memahami dengan baik Ibo dan Yoruba.
Sedangkah istrinya dapat berbahasa Kagoro dan sedikit bahasa Hausa. David
memiliki 3 anak, dan anak yang paling tua lahir ketika David berusia 16 tahun.
1957-1958 David bekerja di
Departemen Pekerjaan Umum di Jos. 1959 ia bergabung dengan Gottschalk
(perusahaan milik UCA). David dikembalikan ke Jos karena ia adalah orang dari
darerah utara dan perusahannya sangat mematuhi peraturan dengan kebijakan
organisasi utara (tema sekeas David ketika bersekolah di Port Harcourt dan Lagos,
dimana semuanya adalah orang dari Nigeria selatan). Awalnya dia dibayar 141
puounsterling pertahun dan sekembalinya ke Jos ia mendapatkan gaji 206
poundsterling. Dia memperbaiki dan membersihkan mesin ketik di waktu
senggangnya, dimana ia membawa beberapa pondsterling pertahun.
Ketika David pertama kali datang ke
Jos, ia menghadiri Baptis geraja yang diadakan oleh jemaat domisili Yoruba.
Tapi sejak dia tidak memahami Yoruba dengan cukup ia kemudian pergi untuk
melayani Sudan Interor Mission yang berada di Hausa. David berkata, mereka
masih khotbah dengan kata Tuhan yang sama, mereka tidak megubah afiliasi dengan
gereja yang di jalan mereka. Dengan pengecualian pertemuan dengan tribal union,
hari minggu David dikhususkan untuk orang-orang Kristen. Di minggu pagi, ia
mendengarkan siaran agama di radio. Seteah bertemu dengan sanak keluarga dan
temannya, mereka pergi kekebaktian bersama-sama. Istri dan anaknya pergi ke
kebaktian yang sama, tapi disana mereka kembali berpisah (sendiri-sendiri).
Setelah makan siang, David dan teman-temannya pergi ke Native Town menyebarkan
injil kepada muslim dan orang penyembah berhala, tetapi keberhasilannya
sedikit.
David sadar sikapnya tidak
konsisten terhadap Kristen. Agama melarangnya minum, tapi ketika di rumah
mereka minum dan kadang berzina. Ada kontradiksi antara agama yang dianutnya
dengan kepercayaan tradisionalnya. Secara tradisi ia diharapkan untuk tidur
dengan seorang wanita yang akan dinikahi sebelum menikah, tetapi Kristen tidak
pernah mengizinkan hal itu. Dia merencanakan untuk poligami, merasionalkan
ketika ayahnya setuju jika istrinya datang ke pernikahannya, sehingga
benar-benar tidak merusak moral. Tradisional magic David sangat kuat, ia
membuat ramuan cinta ketika ia masih muda dan membuat obat agar dirinya terlindungi
ketika melawan racun. Ayah tidak menggunakan perlindungan magic seperti yang
digunakan David karena agama melarangnya. Hampir tanpa terkecuali, David senang
dengan kebudayaan Nigeria yang dibawa oleh misionaris dan orang Eropa, kecuali
yang dicontohkan oleh individu yang moralnya telah jatuh.
David Njoku: Ibo. David
Njoku tidak seperti kebanyakan orang Ibo di Jos. Ia terlihat miskin ketika
pertama kali peneliti datang untuk interview. Seperti orang Ibo lainnya, ia
menghemat dan tabungannya, di bulan November 1956 sudah mencapai 168 poundsterling,
dia menderita kemalangan pribadi dan terlahir miskin. Bekas luka di wajahnya
mengidentifikasikan dirinya bahwa orang Ibo barat. Faktanya ia berasal dari
Issele Uku, barat sungai niger. Tidak mengenyam pendidikan formal dan tidak
bisa berbahasa Inggris. David dapat berbicara Ibo, Hausa, Yoruba, dan Edo.
Dapat mengucapkan salam dengan beberapa bahasa yang ada di Nigeria. Tinggal di
Jos sejak 1926, lebih dari setengah hidupnya. Ayahnya seorang petani dan meninggal
ketika David kecil, lalu tinggal bersama pamannya. Pamannya memberi beban yang
sangat berat pada bidang pertanian, ketika berumur 10/12 tahun ia lagi dari
rumah ke Warri dengan jarak lebih dari 1000 mil. Ia magang dengan tukang kayu.
Laki-laki itu baik, namun istrinya pelit membagi makanan. Dia memutuskan pergi
ke Lagos karena melihat beberapa orang ke sana untuk mencari pekerjaan. Masih
tinggal di Warri untuk beberapa bulan untuk menghemat untuk dapat naik perahu.
Di Lagos dia bekerja sebagai pelayan rumah.
1926 David magang sebagai supir dan
teknisi motor selama satu tahun. Dia tidak menerima gaji, tapi mendapatkan
sekolah, makan, dan tempat untuk tidur. 1928 ia menerima lisensi mengemudi dan
bekerja di perusahan tambang orang eropa. 1930 ia memegang kesuksesan dengan
bekerja di transporter Afrika (Hausa, Yoruba, dan Ibo). Tahun 1959 perusahaan
tersebut bangkrut. Salah satu pemilik perusahaan mengajarkan David untuk
menyimpan uangnya, dan ia mulai menabung
di bank (membuat rekening). Istri pertamanya menambah uang dengan berdagang,
David mendapatkan uang tambahan dari menanam kentang Irlandia dan jagung,
membesarkan sapi, kambing, domba, dan unggas. Selama beberapa tahun ia bekerja
sebagai sopir dan pengemudi truk. Hal itulah yang membuatnya berpindah tempat,
dan dipaksa oleh keluarganya untuk pindah ke Jos.
1960 pindah ke Jos dengan
keluarganya, tinggal di 3 tempat yang berbeda.
Dia meninggalkan tempat tinggalnya yang pertama karena pemilik menaikan
harga sewa. Kedua, pemilik menolak untuk memperbaiki atap yang bocor. David
masih keturunan kepala suku Issele Uku, sayangnya kakeknya memiliki istri yang
sangat banyak dan ayahnya adalah anak ketiga dari istri yang paling muda.
Ayahnya tidak mengenyam pendidikan formal dan bukan seorang kristen, ketika meninggal
ia dikubur di bawah rumahnya.
David menikah dengan dicarikan
jodoh oleh saudara perempuannya, suatu saat istrinya meminta izin untuk kembali
ke rumah, namun dalam perjalanan ia meninggal. Tapi David masih tetap
mengirimkan uang untuk saudaranya guna keperluan sekolah. Istri kedua David
meninggal tahun 1961, berumur 20 tahunan, meninggal ketika melahirkan, dia
tinggal di desa dekat dengan Issele Uku. Setelah kematian kedua istrinya, ia
menulis sura pada saudara perempuanya agar dicarikan istri lagi.
Ketika ia pensiun dari Issele Uku,
dia tidak akan pergi ke gereja manapun karena ia percaya dengan khasiat dan
validitas agama nenek moyangnya. Ia memiliki masalah selama hidupnya yang
radikal. Ia mengembagkan pola-pola mendatangi gereja secara reguler. Tidak lagi
di gereja kalotik, tetapi di Cherubim dan Seraphim. Tidak tahu kapan akan pergi
ke rumah, ia ingin menghapus hutang, ia dikeluarkan ke Jos dan malu untuk kembali ke rumah. Dia tidak bisa memberikan
apa-apa untuk kerabat dan orang lain dengan mewah, bahkan memberi daging yang
besar untuk kedatangannya ke rumah. Ia bersikeras untuk kembali ke rumah dan
menata jalan selama ada hari-hari yang makmur, ketika ia ingin membangun rumah
pensiun untuk keturunannya. Ia menginvestasikan 500 pounds untuk konstruksi dan
menambah dengan langit-langit dan tembok, ketika jendelanya sudah
terpasang. Ia bekerja dengan bertahap
untuk tujuan menyimpan uang. David tahu, bahwa ia telah mengatasi semua
kesulitan, ia dapat membangun gedungnya dan selesai dalam waktu yang tepat.
Pam Choji Kwol: Birom. Pam
tidak mengejar kemajuan dalam posisinya, karena ia hanya ingin mempertahankan
keuntungan yang telah dibuat dan ia telah memiliki karir yang berkembang pesat.
Pam tidak menunjukan tampilan modern yang berorientasi ia adalah orang Afrika
muda, sehingga peeliti ragu, sejauh mana kepercayaan tradisional mempengaruhi
dirinya. Orang-orang menginginkan Pam untuk menjadi kepala suku di Jos, menurut
mereka Pam memiliki kesempatan yang baik dengan dia adalah kandidat yang terbaik.
Pam menikah dua kali, bertemu
dengan istri pertamanya 1953 dan istri ke duanya tahun 1955. Keduanya adalah
wanita Birom dan tinggal bersama Pam di Jos. Ketiganya tingal bersama dengan
harmonis. Istri pertamanya dari Kwol dan lebih muda dua tahun dari Pam. Menikah
menggunakan tradisi Birom. Hanya lulusan SD, tidak dapat berbasa Inggris. Jika
bercakap menggunakan bahasa Hausa. Ia hanya melakukan pekerjaan rumah, tiak
berdagang dan tidak bekerja. Istri keduanya lebih muda dari Pam. Tidak pernah
mengenyam sekolah (tidak berbahasa Inggris). Istri pertamanya mengajari istri
keduanya untuk membaca dan menulis dalam bahasa Hausa. Sebelumnya telah menikah
dan bercerai 2 kali. Sebelum menikah dengan Pam, ia punya 2 anak dan semuanya
mati. Sejak menikah dengan Pam ia memiliki seorang gadis.
1958 di Jos, Pam pertama kali
singgah dan terpaksa mengambil penginapan yang kurang memadai. Tempat yang
sedua, dimana ia tinggal selama 10 bulan, memiliki banyak ruang untuk
keluarganya, tapi masih sempit. Saat ini Pam menyewa rumah dari seorang
politisi partai, namun yang menyewa harus orang Ibo. Sementara Pam adalah orang
Birom. Keluarga Pam terdiri dari suku Birom, Ibo, dan satu Plateau dekat dengan
Parkshin.
Kehidupan
urban adalah kompleks, tapi tidak kacau karena beberapa penelitian telah mengusulkan orientasi scara sosiologis. Jos
dengan berbagai macam populsi dan kondisi yang majemuk, tapi bukan merupakan
komunitas yang anomik. Meskipun banyak populasi yang tiggal sementara (berpindah
tempat) – instirusi tradisional, barat, dan sinkretik- adalah lembaga yang
layak dan tahan lama. Terlepas kekuatan loyalitas kesukuan dan kedalaman
sentimen desa parokial, orang yang paling tradisional secara positif sebagai
individu untuk kondisi Jos. Contohnya, informan Yoruba yang dapat dengan
mengekspresikan ilmu humaniora dan persahabatan ketika diminta untuk berdoa dan
membantu dalam menyelesaikan masalah tetanganya.
Jaringan
sosial untuk sebagian imigran, sebagian besar terdiri dari hubungan intra
etnik. Secara umum, imigran berhadapan dengan lingkungan sosial dan politik di
Jos lebih besar melalui kelompok etnis mereka, terutama tribal union
masing-masing. Tribal union mengusulkan pendata ke Alkali dan pengadilan
provinsi, dan sering mengajukan petisi kepada pemerintah daerah untuk mereka
sendiri atau kepentingan umum. Tribal union juga menyediakan anggotanya
dengan suasana budaya yang akrab, rekreasi, dan berbagai keuntungan sosial dan
ekonomi (mencari pekerjaan untuk anggota, memberikan pinjaman usaha,
menyelesaikan sengketa, merawat upacara pemakaman yang baik, untuk yang sakit
dan miskin, dan mengasuransikan. Lembaga status kelompok sosial, seperti orang
afrika modern yang elit, termasuk persaudaraan internasional, klub sosial dan
rekreasi, dan masyarakat sastra. Etnis ditunjukan dalam masing-masing kelompok
dalam perekrutan tidak menyangkut etnis, ras, atau agama yang relevan. Ada
organisasi sukarela yang merekrut non suku, misalnya asosiasi bisnis, serikat
pekerja, partai politik, dan asosiasi atletik.
Perilaku urban mungkin terlihat
tidak konsisten dan tidak rasional, tapi dilihat dari sudut padang individu
yang bersangkutan hal itu logis. Kerumitan kehidupan sosial yang ditemukan di
Jos, ditemukan dari kombinasi yang jamak dan percepatan perubahan kondisi,
individu merefleksikan ini secara mengalir dan menjadi perilaku majemuk mereka.
Penelitian ini sama halnya dengan peelitian di Kampala oleh Southall dan
Gutkind yang menunjukan kesadaran imigran yang memiliki mode alternatif pada
perilaku dan sistem nilai ganda, dimana mereka berusaha untuk memanipulsai
dalam memberikan kesempatan dan kepuasan mereka secara maksimal.
Ketika kerumitan masyarakat urban
di Afrika tida dapat diminilisir, pola yang muncul melihat dari sudut pandang
pelaku. Apa yang muncul pada individu yang kontradiski dan tidak konsisten
antara pengakuan kepercayaan dengan bukti yang ditampilkan dari perilakunya
merupakan orientasi acuan perubahan individu. Bermacam-macam perilaku dan
respon mencerminkan definisi situasi yang bergantian.
Lingkatan setan, mencegah mereka
untuk kembali ke kampung halaman setelah mereka pensiun. Emosi yang mendalam dan kekuatan ekonomi
sering kali mengikat hubungan imigran di Jos pada daerah asal mereka. Imigran
mengirim hadiah dan uang ke keluarga yang di rumah dan rencana kembali ke tanah
air ketika sudah pensiun. Ketika tidak mendapatakan pekerjaan di kota pusat,
maka mereka akan kembali ke rumah. Rumah dianggap sebagai sumber ketenangan
(keamanan).
Imigran menggambarkan kota dengan
harapan memperoleh kekayaan, dengan demikian ia akan menjadi orang besar. Mereka merasa terikat untuk tidak
menghasilkan tangan kosong ketika kembali ke rumah. Imigran sukses yang lupa
atau mengabaikan kota asalnya dan kerabat dikucilkan. Imigran yang gagal,
dianggap kemampuannya kurag. Karena orang desa dan dianggap pandangannya
menyimpang di kota, sebagaimana tempat uang yang melimpah. Orang yang gagal
dianggap malas, tidak kompeten, atau
boros.
Orang yang sudah sukses, dianggap sebagai
pesaing. Mereka tidak diberi ruang ketika kembali ke rumah. Sangat sedikit
orang sukses yang kembali ke rumahnya dan cenderung melakukan kerjasama dengan
orang yang ada di kampungnya untuk menjaga tekanan yang tidak diinginkan yang
mungkin akan datang. Seorang imigran yang perasaannya di rumah, sedangkah ia
berada di kota asing, memungkinkan adanya penarika psikologis urban tentang
komitmen dirinya memandang karir di kota yang kurang berhasil dalam
bayangannya. Berbagai tekanan mempertahankan populasi imigran di Jos. Sebagai
penduduk kota, artinya ideologis bertindak sebagai katup pengaman bagi
pembebasan tekanan kepribadian. Penyesuaian individu yang maju dan berkembang
dalam lembaga sosial dan organisasi, menyediakan kelangsungan hidup, daya
tahan, ukuran keamanan sosial, dan kepuasan yang memungkinkan untuk kehidupan
urban yang bermanfaat untuk penduduknya.nb :
tugas organisasi sosial, dipresentasikan oleh Christina Yuliaty dan Windi Susetyo Ningrum
Waw, ini juga bagus. Studi literatur kritisnya menandakan bahwa masalah dinamika desa kota, khususnya migrant in flux dapat dipandang melalui paradigma anjarsos. The best part is that we cannot see a social structure as a constraining system that constrains its human - it is human themselves that constrain their own structure with many manipulation, power of agency, and so on.
BalasHapusTerima kasih buat pencerahannya dear Mbak Windi dan Mbak Christine!
kalau ikut orsos, mbak cristin keren banget njelasinnya bang....
Hapusdan gara-gara buku ini, waktu dilapangan, aku jadi pengen detail banget ketika wawancara sama informan aku. weheheheheee (keracunan plotnicov)