belajar menulis dengan beberapa tugas yang telah ada dan beberapa hal yang ingin disampaikan dengan metafora. selamat membaca, oh ya.. jika hendak mengutip beberapa info dari blog ini, mohon sertakan sumbernya ya.. ingat plagiat itu tidak baik lho. salam.... ws.ningrum

BTemplates.com

Mengenai Saya

Foto saya
wo shi filolog wo ye shi antropolog. dui, wo xi huan hanyu. jika ada yang mau kenalan, boleh kirim e-mail kakak :D oya, ws ningrum shi: windi susetyo ningrum
Diberdayakan oleh Blogger.

w.s.ningrum

w.s.ningrum
爱,我明白如果上帝不睡觉 我相信

7 Apr 2017

Stranger To The City Urban Man in Jos, Nigeria (Leonardo Plotnicov)




Leonard Plotnicov adalah dosen antropologi dari Pittsburg University, Amerika Serikat. Stranger to the City Urban Man in Jos, Nigeria menggambarkan kehidupan imigran di Kota Jos Nigeria. Tujuan dari buku ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis individu yang berupaya melakukan penyesuaian dalam kehidupan moderen urban dalam komunitas Afrika Barat. Plotnicov berharap dengan menggambarkan kedelapan informannya, ia dapat memberikan  keseluruhan gambaran kehidupan imigran di Kota Jos.
Lapangan penelitian Plotnicov dalam buku ini adalah jaringan sosial yang berisi orang-orang dan kelompok yang berisi prilaku individu dalam setting yang spesifik. Ia banyak menggunakan laporan pemerintah, data statistik, dan sedikit menggunakan perasaan dan kesan. Plotnicov memilih sendiri ke delapan informannya, melalui proses trial and error, sehingga dianggap dapat mewakili Jos. Ia melihat jaringan sosial melalui banyak orang, Plotnicov memilih  apa yang disebutnya pendekatan ego-oriented/ ego-centered. Ia mengikuti garis hubungan dari single individu dalam beberapa detail, menggunakan ikatan sosial mereka sebagai basis dekripsi dan analisis. Plotnicov juga menggambarkan area kampung halaman, bayangan kehidupan rumah yang baik, dan permasalah kembalinya seseorang ke kampung halaman tanpa membawa kesuksesan. Meneliti masyarakat Afrika artinya tidak boleh menilai ketidakkonsistenan perilaku mereka menghadapi perubahan sehingga kita dapat melihatnya secara emic bukan ethic.
Tulisan ini menilai kembali kajian sebelumnya tetang apa yang dilakukan para urban di kota Jos, mendeskripsikan urbanisasi Afrika yang menyebabkan hancurnya hubungan familil dan tribal, disorganisasi sosial dan budaya, dan penyakit sosial lainnya yang disebabkan oleh industrialisasi. Plotnicov menemukan apa yang digambarkan sebagai perilaku yang membingungkan (confused behavior) yang merefleksikan respon pragmatis dan masuk akal dalam perubahan(shifting) kondisi sosial dan budaya.
Plotnicov menekankan pada aturan kelompok (role of group) sebagai acuan individu bertindak dan beriman (belief and behavior). Contohnya saja pada informan pertama  Isaac Olu Oyeumi yang menganut agama Kristen Baptis namun mempraktekkan poligami. Masyarakat Jos membangun prilaku yang layak untuk konteks tertentu atau yang disebut “analisis situasional/ situasional selectivity”. Konteks tersebut ditentukan oleh kelompok referensi (reference group theory), dimana setiap kelompok menyediakan bentuk dan bingkai bagi prilaku, belief termasuk status dan peranan bagi mereka. Prilaku mereka sangat kontekstual. Kelompok referensi tersebut adalah pemimpin kelompok,  kelompok kerabat, teman, kerabat suku, dan rekan kerja.
            “individu adjusting their roles to reconcile the multiple areas”
Buku ini memperlihatkan bagaimana struktur bergeser dan dinamis. Manusia berhadapan dengan situasi-situasi strategis sehingga struktur ada sebagai konstruksi terus menerus. Struktur bergerak, dalam ontologinya, diistilahkan dengan jaringan sosial. Dalam kehidupannya, seorang individu akan berusaha mengaktifkan jaringan yang ia punya untuk memecahkan masalah. Analisis berdasarkan jaringan ini sangat sesuai untuk menganalisis masyarakat Jos yang kompleks, dinamis dan kontekstual.

Jos adalah sebuah kota yang terletak di Nigeria bagian utara yang saat itu baru berusia 50 tahun dan dihuni oleh sekitar 60.000 jiwa. Meskupun bukan pusat Nigeria, namun menjadi strategis karena merupakan pusat komunikasi dengan karakteristik masyarakatnya yang kompleks. Jalan layang, airport, jalur kereta dibangun untuk kebutuhan industri tambang  dan administrasi kolonial. Jos menjadi daerah eksploitasi tambang timah.  Jos dibangun oleh etnis Hausa dan pemerintah kolonial yang menjadikan kota Jos menjadi modern. Kota ini memaparkan keragaman yang besar atas norma dan institusi yang jauh berbeda dengan norma dan institusi para penghuninya yang berupa pendatang (masyarakat urban). Kota modern bagi para pendatang adalah sebuah organisme yang memiliki keanehan budaya ( strange cultural organisme). Demikian pula Jos, bagi para penghuninya baik secara geografi maupun kultural.
Jos Plateau merupakan wilayah yang memiliki atmosfer  tersehat di Afrika Barat. Hal ini menjadi alasan mengapa Jos dipilih sebagai lokasi misionaris, administrasi, dan pemukiman bagi residen Eropa baik yang masih bekerja sebagai tenaga di pertambangan maupun yang sudah pensiun dan beralih menjadi permanen residen dan bekerja sebagai  misionaris. Jika daerah lain yang kehidupan ekonominya karena tambang  ikut jatuh saat tambang juga jatuh. Jos tetap berhasil dalam kehidupan ekonominya dari sektor transportasi dan aktivitas perdagangan. Seperti kayu, printing plant, dan perusahaan furnitur yang sebagian besar dimiliki oleh orang Afrika. Termasuk pada pembangunan rumah, pembuatan lorry body, penjahit, pembuat sepatu, kasur, dan koper.  Perdagangan yang terpenting bagi Jos adalah alat angkut dan transportasi kereta.
Meneliti masyarakat Afrika memiliki keunikan tersendiri dibanding masyarakat Amerika, Eropa ataupun Asia. Plotnicov mengingatkan bahwa, dalam meneliti masyarakat Afrika harus ingat bahwa:
1.      masyarakat Afrika terdiri dari beraneka ragam suku sehingga mereka sangat bervariasi dan kompleks dan masyarakat Afrika sangat adaptif;
2.      penduduk kota terdiri dari banyak pendatang seperti dari India dan Eropa.  Suku asli Afrika yang memiliki agama tradisional masing-masing dan agama universal yang dibawa oleh para pendatang dan sudah dianut oleh masyrakat Afrika di perkotaan;
3.      konsep pluralisme dan akulturasi;
4.      konteks hubungan sosial urban yang di antara hubungan antara teman hidup, tetangga, kerabat, rekan kerja,  anggota gereja, kelompok suku yang kesemuanya ini memiliki kategori. Seorang invidu harus memilih role identity sesuai konteks;
5.      munculnya kategori sosial baru yang berdasarkan kekayaan berdasarkan pendapatan, afiliasi agama, tingkat pendidikan barat;
6.      tindakan-tindakan sosial dari orang Afrika yang kontradiktif dalam acara yang berbeda (berbeda situasi berbeda tindakan yang diambil);
7.      perubahan bersifat cepat.
Kontak masyarakat Afrika dengan bangsa barat yang intens melalui  perang, adanya pasukan perdamaian, dan pembangunan industri menyebabkan pengaruh besar bahkan tidak ada satu suku pun di Afrika yang tidak tersentuh pengaruh Eropa. Masyarakat tribal Afrika yang semula berdasarkan kekerabatan (kinsip based society) bergeser menjadi hubungan impersonal (contractual/impersonal relation).
Jos sama seperti wilayah tambang lainnya di Afrika, masyarakat terbagi ke dalam beberapa suku atau kelompok homogen yang tinggal terpisah dan masing-masing memiliki spesifikasi pekerjaan. Jos tidak hanya menjadi lokasi yang menggiurkan bagi orang-orang yang ahli,  menjadi pilihan tempat mencari pekerjaan bagi kaum putus sekolah. Mereka pindah ke kota lain atau ke Jos untuk membantu keuangan keluarga. Sebab ideal bagi mereka adalah memiliki anggota keluarga yang memiliki gelar dari universitas, mendaptkan pendidikan yang tinggi sehingga mendapat jabatan yang tinggi di pemerintahan ataupun industri sehingga bisa mendobrak occupation barrier. Mereka diharapkan dapat membantu keluarganya yang lain dalam keuangan dan pekerjaan.
Loyalitas yang kuat kepada suku menjadi sangat mendasar, namun tetap dapat dipengaruhi oleh perbedaan politik dan agama. Kesetiaan terhadap suku cenderung seumur hidup namun terkadang ini tidak pasti, yaitu saat individu dihadapkan pada keloyalan saat institusi lain, baik sesudah maupun sebelum individu keluar dari komunitas kelahirannya. Institusi agama dan politik yang cenderung merubah keloyalan mereka terhadap suku. Suku boleh berbeda namun saat religi atau politik mereka sama, mereka disatukan. Suku memiliki ikatan dalam afiliasi politik dan agama, gaya hidup, pekerjaan dan kesempatan usaha, arah usaha, pakaian, pilihan makanan dan kebiasaan dalam hidup lainnya. Seseorang diidentifikasian berdasarkan nama, bekas luka pada wajah, pakaian, physiognomy sebagai bagian dalam kelompok etnis yg khusus (particular ethnic group). Sebaliknya mereka juga mengidentifikasi orang Eropa dengan dengan spesifikasi “irishmen” atau “welshmen”.
Kekerabatan dan institusi komunitas menyediakan keamanan bagi  kebutuhan ekonomi, sosial dan psikologi bagi individu dalam masyarakat tradisional Seorang individu dapat bergantung mendapat kepastian  bantuan dari tetangga atau kelompok kekerabatannya saat ia mengalami kemalangan. Individu tanpa harus bekerja tetap dapat hidup, menikmati makanan saat tinggal di kampung halaman bersama dengan komunitasnya. Hal ini tidak terjadi di Jos, migrasi membatalkan semua kepastian jaminan dari komunitas tradisonal.
Kesatuan suku (tribal union) di Jos (African voluntary association) dibuat untuk menyatukan antara institusi tradisional dangan institusi pemerintah. Jauhnya dari kampung halaman dan komunitas asal, malah memperkuat tribal union dan menamba jumlah tribal union di Jos demikian juga  di Nigeria. Tribal union disediakan untuk mengisi apa yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah. Tribal Union juga merupakan lembaga yang mempraktikkan sinkretisme yang mengkombinasikan ide asli Afrika mereka dengan praktik barat atau Eropa. Fungsi dari tribal union adalah sociabilitas dan persaudaraan. Tidak hanya menyediakan pemuasan atas kebutuhan persahabatan, moral dan ekonomi. Tetapi juga dibuat untuk mempermudah imigran masuk ke dalam komunitas asing.  Menyediakan pendampingan bagi orang yang tidak bekerja, sakit, dan berduka sesuai dengan budaya Afrika. Menyediakan pemakaman yang layak bagi yang keluarga yang ditinggalkan, termasuk  kehadiran pelayat dalam jumlah besar dan para simpatisan. Bahkan sampai membantu memulangkan ke kampung halaman anggota yang meninggal di kota. Tribal union merupakan kebudayaan kelompok yang terkadang memiliki ikatan dengan partai politik dan ikut menentukan  apa yang akan dipilih oleh anggotanya.
Informan tersebut antara lain, Isacc Olu Oyeumi, Isaac Cookey-Jaja: Ijaw, Gande Ikowe: Tiv, Peter Adam Ekong: Efik, Musa Ibrahim Dan Zaria: Hausa, David Aba Kagoro: Kagoro, David Njoku: Ibo, dan Pam Choji Kwol: Birom.
Isaac Olu Oyeumi. Berasal dari Oghbomosho, berpakaian selayaknya orang Yoruba, memiliki bisnis pakaian etnis Yoruba. Ia bisa berbicara dalam bahasa Yoruba dan Hausa. Di Yoruba termasuk man of an older generation dan merupakan salah satu informan yang hidupnya  berhasil.  Isaac Olu Oyeumi telah tinggal selama 40 tahun di Jos dan sukses membangun toko pakaian. Ia tercatat memiliki 3 rumah di Jos, 2 rumah di Ogmosho, dan 1 di Gombe. Ia bercita-cita menikmati hari tua di kampung halamannya di Oghbomosho. Ia menegaskan bagaimana pentingnya seorang laki laki memiliki properti. Bagi seorang Yoruba, penting sekali dimakamkan di lahan yang menjadi propertynya. Ayahnya dimakamkan di bawah salah satu ruangan  kesukaannya. Bercita-cita nantinya dimakamkan di salah satu rumahnya. Ini sangat kontradiktif dengan ajaran kristen yang mengharuskan seseorang dimakamkan di tempat pemakaman umum.
Isaac Olu memiliki 23 anak dari 3 istri, yang salah satu istrinya sudah diceraikannya karena dianggap suka mempraktekkan juju (ilmu hitam).
Tradisional
Modern/western
1.      menguburkan ayahnya di bawah ruangan kesukaannya
2.      berencana membuat makamnya di wilayah rumahnya
3.       menyerahkan anak perempuannya untuk diasuh dan dinikahkan oleh adik perempuannya
4.      poligini, menikah 3 kali dan bercerai 1 kali
5.      menekankan prilaku baik sebagai orangtua karena mempengaruhi penilaian pihak lain yang akan menjadi besan
6.      memenuhi kewajiban kekerabatan (kiship obligation) dengan membangunkan rumah dan bisnis untuk kerabatnya
7.      aktif dalam tribal union Oghbomosho
8.      etnosentris denan menganggap Yoruba adalah etnis terbaik
9.      mementingkan posisi tradisional leader di Oghbomosho dipanding sebagai elders di gereja baptis. Hal ini ia persiapkan selama bertahun-tahun untuk dapat mendudukin posisi tersebut dengan mengambil kursus bahasa Inggris agar dinilai lebih educated.

1.      menyekolahkan anak-anaknya
2.      menganut agama Kristen Baptis
3.      memilih menolak lamaran temannya yang ingin menikahi anak perempuannya
4.      menolak magis (juju)
5.      aktif di bible class
6.      pernah jadi anggota the elders of baptism tapi dikeluarkan karena poligini
7.      menolak anaknya berpoligini
8.      aktif di Nigerian trader’s Association
9.      aktif di Jos Town Council

Isaac Cookey-Jaja: Ijaw.  Most Westernized of Nigerians. Suku ijaw ini merupakan suku yang paling dianggap beradab di Nigeria. Menggunakan pakaian selayaknya orang barat, memiliki kemapuan yang baik dalam bahasa Inggris, mempraktikkan sinkretisme. Ia menikahi perempuan yang baik dari segi tradisional dan terdidik secara barat. Ia sekeluarga memiliki waktu khusus untuk ibadah di setiap harinya (private service in the morning)

Tradisional
Moderen/western
1.      percaya astrologi
2.      mempraktekkan ilmu magis (juju)
3.      percaya mistis dan  tafsir mimpi
4.      chauvinistik
5.      benci orang Eropa
6.      etnosentris -Berteman dengan orang-orang Ijawa dan membenci Hausa
1.      terdidik
2.      memiliki istri yang juga terdidik
3.      pandai bahasa inggris
4.      menyekolahkan kesemua anaknya di sekolah terbaik
5.      memiliki jam khusus ibadah di setiap harinya


Gade Ikowe: Tiv. Gande Ikowe berasal dari Suku Tiv, yang tidak memiliki keahlian apapun. Ia adalah keturunan pemimpin  namun kehidupannya cukup memprihatinkan karena miskin. Gande sudah memeluk agama Kristen namun mempraktekkan native medicine dan magic. Menginginkan suatu saat bisa kembali ke kampung halamannya untuk menjalankan tugas sebagai senior man. Sayangnya ia tidak lagi dihargai di kampung halamannya sebagai seorang pemimpin. Ia. Ia memiliki pandangan bahwa Kristen dan Kekristenan hanya cocok di Kota Jos sementara untuk konteks Tiv, agama lokal dan kepercayaan lokallah yang cocok.
Peter Adam Ekong: Efik. Pria yang kesepian dan gugup, orang yang paling tidak dapat dipercaya dari semua informan yang lainnya. Dia sering menjawab pertanyaan dengan tidak jujur, respon dan komentarnya berisi banyak kontradiksi dan perbedaan. Sering gagal dalam menepati janji untuk wawancara, selama satu periode. Dia sering menghidar dan berpura-pura ketika ada janji, agar peneliti mengganti informan dengan orang lain. Ia ingin menaikan status menjadi orang Eropa. Dia mengenakan pakaian macam orang Eropa agar terliat seperti orang Afrika yang elit.
Peter keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai di United Africa Company di Jos, setelah bekerja selama 16 tahun, saat ini dia bekerja sendiri sebagai mekanik. Dia menganggap pekerjaannya agak lebih tinggi daripada keahlian artistik (seniman). Peter menggambarkan dirinya bekerja di UAC, dia digambarkan sebagai teknik mesin tanpa praktik lisensi. Dia telah mencoba sebagai mekanik yang magang dengan orang Nigeria, otoritas di Bony dan Lagos. Sebelumnya ia menjabat sebagai guru selama satu tahun di SMP katolik Calabar, dia menerima pangkat VI tahun 1931. Menyelesaikan 6 tahun pelatihan sebagai mekanik. Mendapatkan setrifikat sebagai otoritas di Lagos, 72 poundsterling per tahun. Di PHK tahun 1933 karena depresi dan menemukan pekerjaan kembali di perusahaan makanan beku dengan gaji 20 poundsterling per bulan.  Di Port Harcourt dia di pindah ke Jos tahun 1934. Setelah bekerja dengan perurasahan Jos, dia resigned untuk bekerja dengan perusahaan tambang dan tertarik dengan gaji 7 pounsterling per minggu. Dia memegang pekerjaannya yang berlokasi di Ibi, dekat Makurdi. Kembali ke Jos tahun 1938, ketika perusahaan tambang bangkrut, akibat jatuhnya harga biji timah. Dia kembali bekerja kembali di USC dan bekerja kembali dari tahun 1954, gajinya 30 pounsterling per bulan dan uang pensiun 48 pounsterling tiap waktu. Peter berkata ia menerima bonus dan tunjangan dari UAC, dari substansial dan meningkatkan pendapaamya. Selama beberapa tahun sebelumnya, ia bekerja sebagai truk mekanik di perbaikan kereta api Korporsi Nigeria di Zaria.
Ibu Peter adalah anak tunggal dari keluarga kaya. Istri paling Junior diantara ayah Peter dan masih tinggal di Calabar ketika Peter lahir dan dibesarkan. Ia dibagi banyak warisan dari Kakek Peter dan dibagikan pada saudara laki-laki Peter yang lebih tua yang tinggal di Calabar. Peter mendesktipsikan ibunya sebagai seorang kalotik dan wanita yang penting, memegang beberapa gelar. Ketika menjadi saudagar kaya, tapi sekarang ia berpenghasilan yang sederhana dari menanam pohon sawit, kacang kola, dan hasil hutan lainnya.
Ayah peter meninggal di tahun kelahiran Peter, secara patrilineal ia adalah cucu dari Raja Eyamba keturunan dari Duketown Calabar. Peter bangga dengan status tersebut karena ia mencapai rangking atas sebagai masyarakat rahasia Egbo. Ia juga dari kerajaan Freemason (serta dibabtis katilok seperti ibunya) dan ia menjadi orang terkaya di Calabar. Ia menerima beberapa pendidikan barat dan menjadi agen komersil untuk penduduk Eropa di Calabar. Telah diakui membangun mission Katolik di Calabar. Meskipun taat pada ajaran Kristiani, ayah peter berpoligami. “Ayahnya sungguh memiliki banyak istri, saya tidak pernah tahu mereka semua. Ketika saya tumbuh, beberapa orang selalu memberi tahu -ini istri ayahmu-“. Peter juga mengatakan ratusan saudara-saudaranya, tidak mengetahui identitasnya.  Peter mengatakan bahwa putra sulung dari istri tua ayahnya telah menghilangkan semua harta kekayaan ayahnya.
Peter menikah tahun 1934, tapi anak sulungnya lahir tahun 1921, dan bertemu dengan istrinya tahun 1920 dan berada di sekolah yang sama selama beberapa tahun. Sertifikat pernikahannya ditandatangani tahun 1939. Peter berharap anaknya dapat bersekolah di luar negeri dan tidak memilih menjadi teknisi seperti dirinya. Karena kehidupannya akan sama jika memilih pilihan seperti dirinya. Peter telah menyatakan dirinya sebagai orang Afrika yang elit. Anaknya mungkin akan dinikahkan dengan suku manapun, asalkan keduanya saling mencintai dan pihak lain tidak memiliki reputasi yang buruk.
Samuel adalah anak Peter yang paling tua. Pernikahan pertamanya tahun 1954 dengan gadis Ekoi dari Calabar dan melahirkan dua anak laki-laki. Setelah dua tahun, Samuel menikah dengan gadis Nupe dari Bida, setelah ia membayar 10 poundsterling kepada mantan suaminya untuk meresmikan perceraiannya, ia juga memiliki seorang anak laki-laki. Kesetiaan Samuel, bagi ayahnya dinilai cetek atas komitmen kekristianiannya. Ketika ada asosiasi Calabar di Kaduna, Samuel malah memilih bergabung dengan Uniter Ghana, dengan demikian ia menekankan kelompok nasional kakeknya daripada kelompok etnis dari ayahnya, yang menolak tradisi patrilineal Efik.
Karena ia adalah keturunan langsung dari Raja Eyamba dari Calabar. Ia memiliki peluang yang kuat untuk memimpin dengan sukses dalam efik suku Calabar. Sebagai konsekuensinya, ia tidak memiliki pengalaman yang berharga di kalangan elit modern karena ia fokus pada kalangan elitnya sendiri. Istri Peter mengatakan, persatuan tidak akan berfungsi jika tidak memiliki pemimpin. Fungsi dari Union adalah kesukarelaan yang khas dari etnik Afrika Barat. Tujuannya adalah untuk mengasuh pedamaian, cinta, dan persatuan diantara efik imigran di Jos. Masyarakat juga telah mencoba menyelesaikan perselisihan antar pasangan, antar anggota, dan antar anggotanya dengan anggota luar, dan adanya layanan pemakaman untuk yang mati.
sikap Peter yang berpura-pura adalah hal yang penting. Baik berpura-pura untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain. Dia ingin pensiun dan kembali ke kota asalnya. Kepura-puraan tersebut merupakan caranya untuk memisahkan diri dengan lehidupan di kota. Segala ketidak pastian, ketegangan, dan berbagai macam janji hidup di perkotaan dikatakannya terus, sehingga Peter mengidealkan kehidupan di kota asal. Ia ingin kembali ke rumah dan menjalani sisa hidupnya di sana.
Musa Ibrahim Dan Zaria : Hausa.  Musa adalah informan dan asisten untuk menerjemahkan bahasa Hausa. Musa adalah pria yang sombong. Ia adalah orang utara yang luar biasa dan mendapatkan pendidikan barat secara formal dan ia ingin orang lain sadar akan hal itu serta menghormatinya. Meskipun ia memiliki martabat, namun penampilannya secara umum dekat dengan tradisi Hausa. Bahasa Inggrisnya dikatakan sempurna dan seseorang yang berasal dari latar belakang kesukuan yang tidak biasa. Ia juga menyatakan dapat sedikit berbicara Birom, Jarawa, Fulani, Yoruba, dan Arab. Ia seorang muslim, namun telah terkotroversi dengan kristen, dan dia memuja agama dalam beberapa tahun. Asalasannya adalah kontroversi dan perubahan karena kisah hidupnya menjadi jelas.
Musa lahir 1902 di desa kecil di Turawa, 20 mill ke timur dari Zaria. Beberapa tahun setelah kelahirannya, pindah ke Taka Lafiya, 10 mill ke tenggara dai Turawa. Musa tumbuh sesuai dengan tradisi dan adat dimana ia berada. Orang tua Musa, muslim dan sebagai petani. Pendidikan awal Musa mempelajari tentang perkebunan dan bagaimana membaca Koran.  Perpindahan ke Gimi, memberikan nasib buruk bagi keluarga Musa. Ketika Musa 30 tahun, Ibunya meninggal dan 6 bulan kemudian ayahnya meninggal. Diikuti dengan kematian istri keduanya. Beberapa saudara laki-laki dan perempuan Musa, menyelamatkan masa dewasanya dan keduanya Kristen da Muslim. Beberapa ada yang kembali menjadi Islam dari kristen. Beberapa keluarganya berasal dari agama dan etnis yang berbeda.
1952 Musa dikirim ke Inggris, selama tiga bulan kuliah di pemerintahan lokal. Sekembalinya ia ke Jos, ia meninggalkan Toro yang menjadi tempat tinggalnya dan mempromosikan dirinya sebagai supervisi guru. Pensiun di pertengahan 1957 ketika berumur 55 tahun. Pada masa itu, Musa kursus dalam berbagai varian subjek untuk melebarkan ilmunya. Contohnya, ketika ia belajar di University Collage dengan program Extra Moral Studies di Jos, ia juga belajar tentang ekonomi. Musa mecoba untuk melakukan ibadah sehari lima kali, namun pada saat ia berkerja, ia selalu mengulang ibadahnya dan mengatakan dapat diakukan pada waktu yang berbeda (di jamak). Ia menayakan pola ini adalah “moderat dan masuk akal” terhadap dogma agama. Sejak saudara laki-lakinya meninggal, ia tidak pernah meminta kelompok lain untuk campur tangan terhadap dirinya sendiri terhadap Tuhan atau untuk tujuan kenyamanan dirinya sendiri. Musa memiliki sikap toleran dan masuk akal, sikapnya terhadap hal-hal supernatural diperluas untuk mencangkup kepercayaan tradisionalnya, seperti penggunaan mantra dan jimat, praktiknya dikutuk oleh Islam dan kristen. Musa mengatakan setelah ia kembali ke Islam, dia tidak mendapatkan beberapa mantra, meskipun ia kadang kembali menjadi seorang kristen.
Kelima anak Musa dari istri pertama telah memilih menjadi Kristen. Istrinya kembali ke komunitas Gimi di Kristen Hausa. Sedangkan istri keudanya cukup berbeda dengan istri sebelumnya, bukan orang Hausa, tapi Ankwai. Salah satu dari beberapa pusat orang Nigeria atau penduduk Plateau. Tidak mengenyam pendidikan formal, hanya bisa sedikit membaca dalam Hausa dan Inggris. Dia sebelumnya telah menikah, meski tanpa kasus. Istri ketiganya lahir tahun 1933, paling muda dari kedua istri sebelumnya dan tidak memiliki anak, seperti istri keduanya. Anaknya telah berumur 16 tahun ketika Musa menikah. Istrinya seorang muslim dari lahir.
Musa ingin menjalani hidupnya di Jos karena semua yang ada di Jos adalah teman dengan komunitas lokal yang beriklim nyaman. Ia ingin memenangkan beberapa poundsterling di kolam sepak bola, membangun beberapa rumah untuk disewakan, ziarah ke Mekah, dalam pikirannya ia menghibur jika ia teah memberikan hal yang cukup untuk anak-anaknya. Tapi dengan begitu banyak kekayaan yang dimilikinya, ia ingin kembali ke hal yang ia cintai yakni mengajar.
David Aba Kagoro: Kagoro. Kebiasaan buruk David adalah menyetel radio dengan volume kencang dan suka tidur larut malam. Kadang tertidur dengan suara radio yang masih menyala dengan keras, asisten (tetangga David) mengetuk dinding karena merasa terganggu. David sering mengajak saudara sesuku yang seumuran ke rumahnya. Berbicara keras, bernyanyi, bercanda, dan tertawa sampai larut malam. Terkadang ketika sedang wawancara dengan David, ia menyetel musik dan instrumen. Lahir di Kafanchan, negara Kagoro dan tumbuh disana. Bertahan hidup dengan 4 saudara kandung. Kakak perempuan yang pertama tinggal bersama suaminya dan memiliki anak di Kaduna. Saudara lainnya tinggal dengan orang tuanya di dekat Kafanchan. Keluarga yang berpendidikan. Saudara laki-laki dan perempuan mudanya belum memiliki anak. Ayahnya seorang pastur babtis.
David diakui oleh teman-temannya sebagai pemain dzundzum yang baik, bermain sitar (alat musik yang terbuat dari alang-alang). Tidak ada yang mengajarinya, tapi ia selalu mengingat bagaimana seorang laki-laki yang memainkan alat musik itu. David berbicara Hausa dengan baik dan bahasa Inggrisnya sama seperti informan efik sebelumnya. David tinggal di pelabuhan Hadcourt dan Lagos, dia memahami dengan baik Ibo dan Yoruba. Sedangkah istrinya dapat berbahasa Kagoro dan sedikit bahasa Hausa. David memiliki 3 anak, dan anak yang paling tua lahir ketika David berusia 16 tahun.
1957-1958 David bekerja di Departemen Pekerjaan Umum di Jos. 1959 ia bergabung dengan Gottschalk (perusahaan milik UCA). David dikembalikan ke Jos karena ia adalah orang dari darerah utara dan perusahannya sangat mematuhi peraturan dengan kebijakan organisasi utara (tema sekeas David ketika bersekolah di Port Harcourt dan Lagos, dimana semuanya adalah orang dari Nigeria selatan). Awalnya dia dibayar 141 puounsterling pertahun dan sekembalinya ke Jos ia mendapatkan gaji 206 poundsterling. Dia memperbaiki dan membersihkan mesin ketik di waktu senggangnya, dimana ia membawa beberapa pondsterling pertahun.
Ketika David pertama kali datang ke Jos, ia menghadiri Baptis geraja yang diadakan oleh jemaat domisili Yoruba. Tapi sejak dia tidak memahami Yoruba dengan cukup ia kemudian pergi untuk melayani Sudan Interor Mission yang berada di Hausa. David berkata, mereka masih khotbah dengan kata Tuhan yang sama, mereka tidak megubah afiliasi dengan gereja yang di jalan mereka. Dengan pengecualian pertemuan dengan tribal union, hari minggu David dikhususkan untuk orang-orang Kristen. Di minggu pagi, ia mendengarkan siaran agama di radio. Seteah bertemu dengan sanak keluarga dan temannya, mereka pergi kekebaktian bersama-sama. Istri dan anaknya pergi ke kebaktian yang sama, tapi disana mereka kembali berpisah (sendiri-sendiri). Setelah makan siang, David dan teman-temannya pergi ke Native Town menyebarkan injil kepada muslim dan orang penyembah berhala, tetapi keberhasilannya sedikit.
David sadar sikapnya tidak konsisten terhadap Kristen. Agama melarangnya minum, tapi ketika di rumah mereka minum dan kadang berzina. Ada kontradiksi antara agama yang dianutnya dengan kepercayaan tradisionalnya. Secara tradisi ia diharapkan untuk tidur dengan seorang wanita yang akan dinikahi sebelum menikah, tetapi Kristen tidak pernah mengizinkan hal itu. Dia merencanakan untuk poligami, merasionalkan ketika ayahnya setuju jika istrinya datang ke pernikahannya, sehingga benar-benar tidak merusak moral. Tradisional magic David sangat kuat, ia membuat ramuan cinta ketika ia masih muda dan membuat obat agar dirinya terlindungi ketika melawan racun. Ayah tidak menggunakan perlindungan magic seperti yang digunakan David karena agama melarangnya. Hampir tanpa terkecuali, David senang dengan kebudayaan Nigeria yang dibawa oleh misionaris dan orang Eropa, kecuali yang dicontohkan oleh individu yang moralnya telah jatuh.
David Njoku: Ibo. David Njoku tidak seperti kebanyakan orang Ibo di Jos. Ia terlihat miskin ketika pertama kali peneliti datang untuk interview. Seperti orang Ibo lainnya, ia menghemat dan tabungannya, di bulan November 1956 sudah mencapai 168 poundsterling, dia menderita kemalangan pribadi dan terlahir miskin. Bekas luka di wajahnya mengidentifikasikan dirinya bahwa orang Ibo barat. Faktanya ia berasal dari Issele Uku, barat sungai niger. Tidak mengenyam pendidikan formal dan tidak bisa berbahasa Inggris. David dapat berbicara Ibo, Hausa, Yoruba, dan Edo. Dapat mengucapkan salam dengan beberapa bahasa yang ada di Nigeria. Tinggal di Jos sejak 1926, lebih dari setengah hidupnya. Ayahnya seorang petani dan meninggal ketika David kecil, lalu tinggal bersama pamannya. Pamannya memberi beban yang sangat berat pada bidang pertanian, ketika berumur 10/12 tahun ia lagi dari rumah ke Warri dengan jarak lebih dari 1000 mil. Ia magang dengan tukang kayu. Laki-laki itu baik, namun istrinya pelit membagi makanan. Dia memutuskan pergi ke Lagos karena melihat beberapa orang ke sana untuk mencari pekerjaan. Masih tinggal di Warri untuk beberapa bulan untuk menghemat untuk dapat naik perahu. Di Lagos dia bekerja sebagai pelayan rumah.
1926 David magang sebagai supir dan teknisi motor selama satu tahun. Dia tidak menerima gaji, tapi mendapatkan sekolah, makan, dan tempat untuk tidur. 1928 ia menerima lisensi mengemudi dan bekerja di perusahan tambang orang eropa. 1930 ia memegang kesuksesan dengan bekerja di transporter Afrika (Hausa, Yoruba, dan Ibo). Tahun 1959 perusahaan tersebut bangkrut. Salah satu pemilik perusahaan mengajarkan David untuk menyimpan uangnya, dan ia mulai  menabung di bank (membuat rekening). Istri pertamanya menambah uang dengan berdagang, David mendapatkan uang tambahan dari menanam kentang Irlandia dan jagung, membesarkan sapi, kambing, domba, dan unggas. Selama beberapa tahun ia bekerja sebagai sopir dan pengemudi truk. Hal itulah yang membuatnya berpindah tempat, dan dipaksa oleh keluarganya untuk pindah ke Jos.
1960 pindah ke Jos dengan keluarganya, tinggal di 3 tempat yang berbeda.  Dia meninggalkan tempat tinggalnya yang pertama karena pemilik menaikan harga sewa. Kedua, pemilik menolak untuk memperbaiki atap yang bocor. David masih keturunan kepala suku Issele Uku, sayangnya kakeknya memiliki istri yang sangat banyak dan ayahnya adalah anak ketiga dari istri yang paling muda. Ayahnya tidak mengenyam pendidikan formal dan bukan seorang kristen, ketika meninggal ia dikubur di bawah rumahnya.
David menikah dengan dicarikan jodoh oleh saudara perempuannya, suatu saat istrinya meminta izin untuk kembali ke rumah, namun dalam perjalanan ia meninggal. Tapi David masih tetap mengirimkan uang untuk saudaranya guna keperluan sekolah. Istri kedua David meninggal tahun 1961, berumur 20 tahunan, meninggal ketika melahirkan, dia tinggal di desa dekat dengan Issele Uku. Setelah kematian kedua istrinya, ia menulis sura pada saudara perempuanya agar dicarikan istri lagi.
Ketika ia pensiun dari Issele Uku, dia tidak akan pergi ke gereja manapun karena ia percaya dengan khasiat dan validitas agama nenek moyangnya. Ia memiliki masalah selama hidupnya yang radikal. Ia mengembagkan pola-pola mendatangi gereja secara reguler. Tidak lagi di gereja kalotik, tetapi di Cherubim dan Seraphim. Tidak tahu kapan akan pergi ke rumah, ia ingin menghapus hutang, ia dikeluarkan ke Jos dan malu untuk  kembali ke rumah. Dia tidak bisa memberikan apa-apa untuk kerabat dan orang lain dengan mewah, bahkan memberi daging yang besar untuk kedatangannya ke rumah. Ia bersikeras untuk kembali ke rumah dan menata jalan selama ada hari-hari yang makmur, ketika ia ingin membangun rumah pensiun untuk keturunannya. Ia menginvestasikan 500 pounds untuk konstruksi dan menambah dengan langit-langit dan tembok, ketika jendelanya sudah terpasang.  Ia bekerja dengan bertahap untuk tujuan menyimpan uang. David tahu, bahwa ia telah mengatasi semua kesulitan, ia dapat membangun gedungnya dan selesai dalam waktu yang tepat.
Pam Choji Kwol: Birom. Pam tidak mengejar kemajuan dalam posisinya, karena ia hanya ingin mempertahankan keuntungan yang telah dibuat dan ia telah memiliki karir yang berkembang pesat. Pam tidak menunjukan tampilan modern yang berorientasi ia adalah orang Afrika muda, sehingga peeliti ragu, sejauh mana kepercayaan tradisional mempengaruhi dirinya. Orang-orang menginginkan Pam untuk menjadi kepala suku di Jos, menurut mereka Pam memiliki kesempatan yang baik dengan dia adalah kandidat yang terbaik.
Pam menikah dua kali, bertemu dengan istri pertamanya 1953 dan istri ke duanya tahun 1955. Keduanya adalah wanita Birom dan tinggal bersama Pam di Jos. Ketiganya tingal bersama dengan harmonis. Istri pertamanya dari Kwol dan lebih muda dua tahun dari Pam. Menikah menggunakan tradisi Birom. Hanya lulusan SD, tidak dapat berbasa Inggris. Jika bercakap menggunakan bahasa Hausa. Ia hanya melakukan pekerjaan rumah, tiak berdagang dan tidak bekerja. Istri keduanya lebih muda dari Pam. Tidak pernah mengenyam sekolah (tidak berbahasa Inggris). Istri pertamanya mengajari istri keduanya untuk membaca dan menulis dalam bahasa Hausa. Sebelumnya telah menikah dan bercerai 2 kali. Sebelum menikah dengan Pam, ia punya 2 anak dan semuanya mati. Sejak menikah dengan Pam ia memiliki seorang gadis.
1958 di Jos, Pam pertama kali singgah dan terpaksa mengambil penginapan yang kurang memadai. Tempat yang sedua, dimana ia tinggal selama 10 bulan, memiliki banyak ruang untuk keluarganya, tapi masih sempit. Saat ini Pam menyewa rumah dari seorang politisi partai, namun yang menyewa harus orang Ibo. Sementara Pam adalah orang Birom. Keluarga Pam terdiri dari suku Birom, Ibo, dan satu Plateau dekat dengan Parkshin.
Kehidupan urban adalah kompleks, tapi tidak kacau karena beberapa penelitian telah  mengusulkan orientasi scara sosiologis. Jos dengan berbagai macam populsi dan kondisi yang majemuk, tapi bukan merupakan komunitas yang anomik. Meskipun banyak populasi yang tiggal sementara (berpindah tempat) – instirusi tradisional, barat, dan sinkretik- adalah lembaga yang layak dan tahan lama. Terlepas kekuatan loyalitas kesukuan dan kedalaman sentimen desa parokial, orang yang paling tradisional secara positif sebagai individu untuk kondisi Jos. Contohnya, informan Yoruba yang dapat dengan mengekspresikan ilmu humaniora dan persahabatan ketika diminta untuk berdoa dan membantu dalam menyelesaikan masalah tetanganya.
Jaringan sosial untuk sebagian imigran, sebagian besar terdiri dari hubungan intra etnik. Secara umum, imigran berhadapan dengan lingkungan sosial dan politik di Jos lebih besar melalui kelompok etnis mereka, terutama tribal union masing-masing. Tribal union mengusulkan pendata ke Alkali dan pengadilan provinsi, dan sering mengajukan petisi kepada pemerintah daerah untuk mereka sendiri atau kepentingan umum. Tribal union juga menyediakan anggotanya dengan suasana budaya yang akrab, rekreasi, dan berbagai keuntungan sosial dan ekonomi (mencari pekerjaan untuk anggota, memberikan pinjaman usaha, menyelesaikan sengketa, merawat upacara pemakaman yang baik, untuk yang sakit dan miskin, dan mengasuransikan. Lembaga status kelompok sosial, seperti orang afrika modern yang elit, termasuk persaudaraan internasional, klub sosial dan rekreasi, dan masyarakat sastra. Etnis ditunjukan dalam masing-masing kelompok dalam perekrutan tidak menyangkut etnis, ras, atau agama yang relevan. Ada organisasi sukarela yang merekrut non suku, misalnya asosiasi bisnis, serikat pekerja, partai politik, dan asosiasi atletik.
Perilaku urban mungkin terlihat tidak konsisten dan tidak rasional, tapi dilihat dari sudut padang individu yang bersangkutan hal itu logis. Kerumitan kehidupan sosial yang ditemukan di Jos, ditemukan dari kombinasi yang jamak dan percepatan perubahan kondisi, individu merefleksikan ini secara mengalir dan menjadi perilaku majemuk mereka. Penelitian ini sama halnya dengan peelitian di Kampala oleh Southall dan Gutkind yang menunjukan kesadaran imigran yang memiliki mode alternatif pada perilaku dan sistem nilai ganda, dimana mereka berusaha untuk memanipulsai dalam memberikan kesempatan dan kepuasan mereka secara maksimal.
Ketika kerumitan masyarakat urban di Afrika tida dapat diminilisir, pola yang muncul melihat dari sudut pandang pelaku. Apa yang muncul pada individu yang kontradiski dan tidak konsisten antara pengakuan kepercayaan dengan bukti yang ditampilkan dari perilakunya merupakan orientasi acuan perubahan individu. Bermacam-macam perilaku dan respon mencerminkan definisi situasi yang bergantian.
Lingkatan setan, mencegah mereka untuk kembali ke kampung halaman setelah mereka pensiun.  Emosi yang mendalam dan kekuatan ekonomi sering kali mengikat hubungan imigran di Jos pada daerah asal mereka. Imigran mengirim hadiah dan uang ke keluarga yang di rumah dan rencana kembali ke tanah air ketika sudah pensiun. Ketika tidak mendapatakan pekerjaan di kota pusat, maka mereka akan kembali ke rumah. Rumah dianggap sebagai sumber ketenangan (keamanan).
Imigran menggambarkan kota dengan harapan memperoleh kekayaan, dengan demikian ia akan menjadi orang besar.  Mereka merasa terikat untuk tidak menghasilkan tangan kosong ketika kembali ke rumah. Imigran sukses yang lupa atau mengabaikan kota asalnya dan kerabat dikucilkan. Imigran yang gagal, dianggap kemampuannya kurag. Karena orang desa dan dianggap pandangannya menyimpang di kota, sebagaimana tempat uang yang melimpah. Orang yang gagal dianggap malas, tidak  kompeten, atau boros.
Orang yang sudah sukses, dianggap sebagai pesaing. Mereka tidak diberi ruang ketika kembali ke rumah. Sangat sedikit orang sukses yang kembali ke rumahnya dan cenderung melakukan kerjasama dengan orang yang ada di kampungnya untuk menjaga tekanan yang tidak diinginkan yang mungkin akan datang. Seorang imigran yang perasaannya di rumah, sedangkah ia berada di kota asing, memungkinkan adanya penarika psikologis urban tentang komitmen dirinya memandang karir di kota yang kurang berhasil dalam bayangannya. Berbagai tekanan mempertahankan populasi imigran di Jos. Sebagai penduduk kota, artinya ideologis bertindak sebagai katup pengaman bagi pembebasan tekanan kepribadian. Penyesuaian individu yang maju dan berkembang dalam lembaga sosial dan organisasi, menyediakan kelangsungan hidup, daya tahan, ukuran keamanan sosial, dan kepuasan yang memungkinkan untuk kehidupan urban yang bermanfaat untuk penduduknya.


nb :
tugas organisasi sosial, dipresentasikan oleh Christina Yuliaty dan Windi Susetyo Ningrum

2 komentar:

  1. Waw, ini juga bagus. Studi literatur kritisnya menandakan bahwa masalah dinamika desa kota, khususnya migrant in flux dapat dipandang melalui paradigma anjarsos. The best part is that we cannot see a social structure as a constraining system that constrains its human - it is human themselves that constrain their own structure with many manipulation, power of agency, and so on.

    Terima kasih buat pencerahannya dear Mbak Windi dan Mbak Christine!

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau ikut orsos, mbak cristin keren banget njelasinnya bang....
      dan gara-gara buku ini, waktu dilapangan, aku jadi pengen detail banget ketika wawancara sama informan aku. weheheheheee (keracunan plotnicov)

      Hapus