belajar menulis dengan beberapa tugas yang telah ada dan beberapa hal yang ingin disampaikan dengan metafora. selamat membaca, oh ya.. jika hendak mengutip beberapa info dari blog ini, mohon sertakan sumbernya ya.. ingat plagiat itu tidak baik lho. salam.... ws.ningrum

BTemplates.com

Mengenai Saya

Foto saya
wo shi filolog wo ye shi antropolog. dui, wo xi huan hanyu. jika ada yang mau kenalan, boleh kirim e-mail kakak :D oya, ws ningrum shi: windi susetyo ningrum
Diberdayakan oleh Blogger.

w.s.ningrum

w.s.ningrum
爱,我明白如果上帝不睡觉 我相信

5 Jul 2019

Sejarah Kesenian Soreng Bandungrejo



Halaau teman-teman semuanyah...



pembaca setia blog akuh, pernahkan kalian mendengar nama desa Bandungrejo? jika sudah pernah mendengar, apa pernah kesana? atau malah ketagihan ingin kesana lagi? hhihihi... Jika pernah mendengar nama Bandungrejo pasti mendengar pula sebutan 'desa seni' ya kan? ngaku.... pernah ditayangkan di trans tv kok, tapi yaa gitu... ingin kuberkata kasar, tapi ada yang menahanku lembut.
sebagai peneliti dan singgah dalam jangka waktu lama disana, aku tak rela jika ada informasi yang salah, terkait Bandungrejo :( sedih aku tuh.

ooops,
penasaran sama acara tv nya itu yah?
but, aku sendiri mengucapkan terima kasih atas tayangannya, sehingga keluargaku bisa dikenal dan diketahui oleh nusantara. Gambarnya bagus kok. :) gambarnyaaa… asli dan asri.
Ummm, ini nih untuk yang penasaran dengan film alias video singkat tersebut, bisa dilihat disini... https://www.youtube.com/watch?v=n5tRrcvwq28 (mulai menit ke 03.00-05.25 dan juga menit ke 12.28 – 15.27



Desa Bandungrejo memang memiliki banyak kreasi tari. Memang anak-anaknya pinter nari hihiii… dari sekian banyak itu, tarian yang paling terkenal dan paling kondang adalah tari Soreng. Semua tarian bagus, tapi ada sesuatu nih dengan Soreng itu sendiri. Sesuatunya adalah dia yang pertama kali hadir dan muncul di Bandungrejo. Prestasinya pun sudah kemana-mana. Sudah masuk ke beberapa surat kabar juga kok :D Soreng pun sering dijadikan bahan penelitian dan banyak yang ingin mempeajari tariannya. Karena aku bukan dari jurusan tari, jadi aku enggan dan sungkan untuk membicarakan dari segi tarian itu sendiri. Diriku akan menyoroti dari bidangkuh, antropologi tentunya.

Oya, untuk yang penasaran dengan ‘tariannya itu kaya gimana sih?’ bisa dilihat disini sayang…. https://www.youtube.com/watch?v=qEQ3BdLdc8E terima kasih yaa untuk DISTRO HELMETZ GRABAG atas publikasinya di Youtube, sehingga pembacaku dapat menyaksikan Soreng jarak jauh.
 Di catatan ini, aku hanya ingin menceritakan mengenai sejarah Soreng di Bandungrejo saja. Sementara tarian lain nanti yah… hihihi. Sebentar… but, semua tarian ada di tesis aku kok. Hohohoo… lengkap pokoknya.

Baiklah semuanya, langsung saja kita kepoin Sejarah Soreng Bandungrejo.
oiya, artikel ini merupakan penggalan dari buku yang aku dedikasikan untuk anak-anak Soreng Bandungrejo. Jadi, ini hanya penggalan. Semenatara mereka lebih lengkap.

Selamat membacaaa….. :D

Kesenian soreng, mengambil cerita dari kisah Haryå Penangsang.

What  is the  Meaning  of  Sorêng?

Sampai saat ini, mungkin banyak yang menanyakankan “apa itu Soreng?” atau “Apa sih artinya Soreng?” atau mungkin pula “berasal dari kata apa, nama tersebut?” “Beberapa mengatakan Arya Penangsang, beberapa juga mengatakan Haryo Penangsang, mana yang benar?”
Soreng merupakan akronim dari surå dan ing atau dalam bahasa Indonesia adalah “berperang di”. Nama surå ing  semakin lama menjadi surå eng dan sampai saat ini lebih enak dan dikenal dengan sebutan sorêng. Secara luas, memiliki arti ketika diajak untuk berperang dimanapun dan kapanpun, mereka siap untuk melaksanakannya. Hal ini nampak terlihat pada prajurit Adipati Harya Penangsang yang setia dan patuh pada tuannya.
Sementara untuk aksen sendiri, dalam aksara Jawa, jika transliterasikan menajdi “Harya Penangsang” dalam aksen tersebut, terkadang huruf ‘ha’ sering dibaca dengan ‘a’ saja. Dari bebrapa sumber, wikipedia, babad tanah jawi, dan ensiklopedia tertulis dengan nama ‘Haryå Penangsang’. Maka dari itu, pembahasan dalam buku ini akan menggunakan aksen tersebut.
Cerita singkat mengenai alur yang dibawakan dalam tari Soreng adalah sebagai berikut :
Tari sorêng menggambarkan tentang peperangan yang dilakukan oleh Adipati Haryå Penangsang dengan Danang Sutawijaya yang terjadi pada abad ke-16. Pada masa tersebut, masih dalam masa kerajaan yang masih suka saling membunuh untuk memperebutkan kekuasaan dan hanya demi takhta. Begitu pula pada kisah ini.
Who  is  Haryå  Penangsang?
Menurut silsilah yang tertuang dalam Serat Kanda, ayah dari Haryå Penangsang adalah Raden Kilin atau Pangeran Sekar, putra dari Raden Patah (Raja Demak yang pertama). Ibu Raden Kilin ialah putri Bupati Jipang, maka Haryå Penangsang dapat mewarisi kedudukan kakeknya. Disisi lain, ia memiliki saudara tiri bernama Haryå Mataram.
Pada tahun 1521, Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor (Putra sulng Raden Patah) gugur ketika melakukan penyerangan ke Malaka yang kala itu dikuasai oleh portugis. Hal ini menjadikan adanya perebutan takhta oleh adik-adiknya, yakni Raden Kilin dan Raden Trenggåna. Raden Mukmin atau Sunan Prawoto (Putra sulung Raden Trenggåna) membunuh Raden Kilin dengan menggunakan keris Kyai Seran Kobêr yang dicurinya dari Sunan Kudus. Raden Kilin dibunuh di tepi sungai. Sejak saat itu, ia dikenal dengan nama Pangeran Sekar Sedå ing Lêpên (Bunga yang gugur di sungai).
Sepeninggal ayahnya, Haryå Penangsang menggantikan posisi ayahnya sebagai Bupati Jipang Panolan. Karena pada saat itu usianya masih kanak-kanak, maka pemerintahannya diwakili oleh Patih Mentaun.
State  and  Revenge
Pada tahun 1521, Raden Trenggåna naik takhta di Kerajaan Demak. Pemerintahannya gugur pada tahun 1546. Posisi tersebut kemudian beralih pada Raden Mukmin, ia menjadi raja keempat yang bergelar Sunan Prawoto.
Pada tahun 1549, Haryå Penangsang ingin membalas dendam kematian ayahnya dengan dukungan gurunya. Ia meminta salah satu anak buahnya bernama Rangkut untuk membunuh Sunan Prawoto dengan keris yang sama ketika ayahnya dahulu dibunuh. Namun, ada kabar yang menyatakan Rangkut pun tewas setelah melakukan tugasnya. Aksi pembunuhan tersebut diketahui oleh Ratu Kalinyamat, adik Sunan Prawoto. Ia meminta pertanggungjawaban atas tewasnya sang kakak pada Sunan Kudus. Namun diacuhkan oleh Sunan Kudus. Di tengah perjalanannya kembali ke Jepara, ia dihadang oleh anak buah Haryå Pengsang. Ratu Kalinyamat berhasil lolos, sementara suaminya (Pangeran Hadari) terbunuh.
Haryå Penangsang mengirim empat orang anak buahnya untuk membunuh Hadiwijåyå (menantu Raden Trenggåna yang menjadi bupati Pajang). Meskipun keempat utusan tersebut sudah dibekali dengan Keris Kyai Setan Kobêr, mereka tidak berhasil membunuh Hadiwijåyå. Mayatnya dipulangkan secara hormat. Malahan, Hadiwijåyå mendatangi Haryå Penangsang untuk mengembalikan keris tersebut. Hal ini justru membuat pertengkaran diantara kedua orang tersebut, untungnya berhasil didamaikan oleh Sunan Kudus. Usai masalah tersebut, Hadiwijåyå kembali ke Pajang dan Haryå Penangsang disuruh untuk berpuasa selama 40 hari untuk menghilangkan Tuah Rajah Kalacakra[1]. Konon, Haryå Penangsang melakukan puasa juga untuk menambah kesaktiannya. Selama 40 hari tersebut, ia pun harus menahan emosinya.
Competition  of  Murder
Di perajalanan pulang ke Pajang, rombongan Hadiwijåyå singgah ke Gunung Danaraja (tempat bertapa Ratu Kalinyamat). Di tempat tersebut, Ratu Kalinyamat mengaku sebagai pewaris takhta Sunan Prawoto. Ia berjanji jika ada yang berhasil mengalahkan Haryå Penngsang, ia akan menyerahkan Demak dan Jepara. Jika Hadiwijåyå dapat mengalahkan Haryå Penangsang.
Disisi lain, Hadiwijåyå enggan memerangi Haryå Penangsang karena sesama murid Sunan Kudus. Siasatnya pun berubah dengan mengadakan sebuah sayembara, hadiah yang ditawarkan adalah tanah Pati dan Mataram.
Sayembara tersebut didengar oleh telinga kedua kakaknya, yakni Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi. Usai mereka mendaftar sayembara, dibekalinya dengan senjata yang bernama Tombak Kyai Plered. Konon, Haryå Penansang hanya dapat dikalahkan dengan senjata tersebut. Namun ketika di medan perang yang melawan adalah Danang Sutåwijåyå (putra kandung Ki Ageng Pemanahan).
 A  Challenge  Letter
Kala itu, Haryå Penangsang masih melaksanakan puasa, di hari yang ke-40nya. Surat tantangan tersebut datang ketika ia sedang berbuka puasa, ia tidak dapat menahan emosi terlebih lagi dikarenakan surat tersebut atas nama Hadiwijåyå. Ditambah lagi, surat tersebut dibawa oleh Pekathiknya[2], ditempelkan pada telinga si Pekathik yang sebelumnya daun telinganya sudah dipotong oleh Ki Ageng Pemanahan dan Penjawi. Beberapa orang berusaha untuk menenangkan emosinya, tetapi tidak ada satu pun yang dapat menahan emosi Haryå Penangsang, hingga akhirnya ia meminta dibawakan Gagak Rimang (kuda hitam Haryå Penangsang).
The  War  and  The  End  of  Haryå  Penangsang
Usai membaca surat tantangan tersebut, ia berangkat ke medan perang dengan menunggangi Gagak Rimang dan dipenuhi oleh nafsu amarah. Surat tantangan tersebut meminta untuk bertemu di Bengawan Sore[3] dan berperang.
Ketika sudah sampai Bengawan Sore, ia mencari Hadiwijåyå namun yang ia lihat hanyalah seorang anak kecil, bernama Danang Sutåwijåyå yang sedang menunggangi kuda betina putih dan membawa Tombak Kyai Plered di sebrang sungai. Ketika melihat kedatangan Haryå Penangsang, Sutåwijåyå mengucapkan kata-kata tantangan, dalam bahasa Indonesia yang berarti “hai Penangsang, lawanlah aku jika kamu memang berani!” Merasa dirinya ditantang oleh seorang anak kecil, ia semakin marah dan emosinya semakin menjadi-jadi. Namun Haryå Penangsang tetap tidak mau menyebrangi sungai tersebut.
Menurut kepercayaan orang Jawa, orang sakti jika melewati sungai, maka kekuatannya akan hilang. Kesaktiannya akan berkurang dan/atau bahkan hilang. Konon, hilangnya kesaktian tersebut karena terbawa arus sungai. Konon pula, ada yang mengatakan, jika orang sakti berada di luar daerah kekuasaannya, maka kekuatan tersebut akan berkurang bahkan hilang. Hal ini pun di pegang teguh oleh Haryå Penangsang.
Kala ini, saling meneriakan agar salah satu ada yang menyebrang sungai. Teriakan tersebut yakni ‘wetan kali’ (timur sungai) dan ‘kulon kali’ (barat sungai). Pihak Hadiwijåyå menginginkan Haryå Penangsang agar menyebrangi sungai agar kekuatannya hilang. Ia menggunakan beberapa cara agar mau menyebrang.
Meskipun ia masih dapat menahan diri untuk tidak menyebrang sungai, namun tidak dengan Gagak Rimang. Kala itu, Sutåijåyå menunggangi kuda betina yang putih bersih. Nafsu Gagak Rimang dipancing, hingga akhirnya ia semakin liar, memberontak dan hingga tidak dapat dikendalikan oleh tuannya dan pergi ke seberang sungai untuk mendekati kuda betina tersebut.
Pertempuran tersebut terjadi di Bengawan Sore. Peperangan antara Haryå Penangsang dan Danang Sutåwijåyå terjadi. Kala itu, Haryå Penangsang tertusuk tombak tersebut dan mengenai perutnya. Hal ini mengakibatkan ususnya terurai, namun ia masih hidup. Walaupun kesakitan, ia masih dapat bangkit dan melingkarkan ususnya pada keris yang terselip di belakang pinggangnya. Sementara keadaan Sutåwijåyå sendiri sudah tidak berdaya karena serangan yang dilakukan oleh Haryå Penangsang sebelumnya.
Ketidak berdayaan Sutåwijåyå saat itu, semakin meningkatkan nafsu Haryå Penangsang untuk membunuhnya. Setelah mendekati Sutåwijåyå yang sedang tersimpuh tak berdaya, ia menginjak dadanya. Melihat anaknya sedang dalam keadaan bahaya, Ki Ageng Pemanahan tidak tega. Ia melihat usus Haryå Penangsang melingkar di kerisnya. Melihat dua kejadian tersebut, Ki Ageng Pemanahan berpura-pura memihak pada Haryå Penangsang untuk membunuh Sutåwijåyå dengan Keris Setan Kobêr miliknya.
Nafsu Haryå Penangsang yang sudah memuncak sampai ubun-ubun, keadaan Sutåwijåyå pun sudah semakin tidak berdaya, ditambah lagi dengan dukungan pihak lawan untuk membunuh anak kecil tersebut. Hal itu semakin meyakinkan dirinya untuk segera menghabisi lawannya itu. Seketika juga ia menarik tangannya ke belakang. Dicabutlah keris tersebut dengan penuh nafsu. Namun ia lupa dan tidak menyadari bahwa ususnya berada disana. Kala ia mencabut kerisnya, kala itu pula ususnya terpotong, hingga akhirnya tewaslah Haryå Penangsang.




[1] Rajah yang digunakan oleh Haryå Penangsang untuk membunuh Danang Sutawijaya. Namun rajah tersebut justru mengenai dirinya karena emosi Haryå Penangsang yang kala itu sedang labil.
[2] Abdi Haryå Penangsang yang bertugas memelihara kuda
[3] Nama sungai




sumber
Ahli. pengertianmenurutparaahli.net [10 Januari 2018]
Scribd. Arya Penangsang. Scribd.com [16 Februari 2018]
Wikipedia. File: Serat Babad Tanah Jawi. en.wikipedia.org [16 Februari 2018]




3 Jul 2019

Kampung Inggris Pare






Selamat malam pembaca blog saya yang tercinta… Pada kesempatan kali ini, saya ingin menceritakan dan berbagi sedikit pengalaman saya tentang Kampung Inggris, Pare. Bagaimana sih keadaan disana? Ada apa aja sih? Bagaimana dan bla bla bla…. Ulasan ini saya buat karena terinspirasi oleh mr. Ardi yang dahulu bercerita tentang ulasan WTC-nya dipandangan siswanya atau dimata orang lain yang pernah mengenyam kursus disana. Baiklah, pembacaku yang setia membaca tulisan ini… berikut akan saya ceritakan mengenai kampung yang dikenal dengan nama ‘Kampung Inggris’ dan sedikit celomet pendapat saya mengenai pengalaman…. Okay, ingat ya.. Kampung Inggris.. untuk Kampung Seni, nanti dulu ya.. masih berproses (doakan aku….. amiin). Supaya membacanya lebih enak, saya bagi per pertanyaan yang sering ditanyakan oleh teman-teman mengenai perjalanan saya di Kampung Inggris saja ya… kalau ditanya alasan, kenapa kesana? Itu rahasia saya.. hahhahaa… hanya dirinya yang dekat dengan diriku lah yang tahu alasan terbesarnya.
Aduh kaan… jadi ngelantur kemana-mana. Baiklah… selamat membaca teman tersayang J
1.      Gambaran Umum tentang Kampung Inggris
Pare, merupakan salah satu desa yang dikenal dengan nama ‘Kampung Inggris’. Kenapa dikatakan demikian? Karena banyak lembaga kursus bahasa Inggris yang berada di sana. Eeits… tapi nggak hanya ada lembaga kursus bahasa Inggris saja loh, tapi ada juga lembaga kursus bahasa yang lainnya juga. Misalnya bahasa Mandarin, Korea, Jepang, spanyol, bahkan bahasa Indonesia pun ada loh. Pokoknya, kita mau belajar bahasa apa, lalu kita keliling sebentar, nemu deh lembaga mana yang kita inginkan. Pokoknya, sebelum kita ke tempat sana… cari tahu dulu, kursus apa sih yang kita inginkan disana. Jangan sampai deh, nanti kena lembaga kurusus yang ecek-ecek alias kena tipu L carilah tempatnya secara langsung, hindari calo. Demi keamanan pribadi…
Secara umum, Kampung Inggris layaknya kampung atau desa pada umumnya. Sejuk, asri, kendaraan tidak sepadat kota Jakarta yang penuh dengan polusi dan karbon-karbon tidak sehat lainnya. Jalanan kalau diukur, bisa buat papasan mobil sih.. tapi ada yang harus ngalah kalau misalnya lagi banyak penjual di kanan kiri. Disana juga terdapat ladang jagung yang cukup luas loh… jadi kita bisa melihat yang seger-seger deh selain melihat padi yang ada disawah. Suhu udara disana, biasanya sih dingin… karena penduduk sana berkata suhu udara disana dingin, sementara beberapa kabar yang beredardan ulasan tentang Kampung Inggris juga menggambarkan jika udara disana dingin. Tetapi ketika aku disana, tepatnya Agustus 2015 suhu udara panas dan rasanya hampir meleleh. Jika dibandingkan dengan Semarang ya masih panas Semarang sih.. kala itu, dalam asumsiku ya duingin, jadi aku bawa baju yang panjang dan hangat-hangat, juga tidak membawa kipas angin. Wah… ini salah satu kesalahan. Hahhaa… tapi aku kurang tahu, hanya kost ku saja atau tempat yang lainnya juga begitu. Tapi ketika keluar kost rasanya tidak terlalu panas. Hahaa
Oh iya, sedikit tentang asal-usul kenapa disana terdapat begitu banyak lembaga kursus nih. Awalnya tuh, ada seorang penjaga masjid, sekarang dikenal dengan nama ‘mr. Kalen’ (salah nggak ya nulisnya hihi) kala itu ada seorang yang ingin belajar bahasa Inggris dengan beliau, lalu setiap hari apa dia mengaari orang tersebut, lama-kelamaan lalu mendirikan kursus bahasa Inggris yang pertama, namanya BEC (Basic English Course). Sambil berjalannya waktu, banyak siswa yang berdatangan. Awalnya dari sekitar Pare saja, lalu merambah kemana-mana. Nah… siswa-siswa yang dahulu menjadi siswa BEC ini, lalu mendirikan lembaga kursusan sendiri di rumahnya. Begitulah berkembang hingga saat ini.
Lokasi belajar atau kursusnya di rumah. Mereka sudah menyiapkan ruangan tersendiri yang dikemas sedemikian rupa agar nyaman untuk tutor dan siswanya. Jadi, jangan dibayangkan jika lembaga kursus disana layaknya lembaga kurusus di kota lain yang punya ruangan office dan kelas-kelas gitu ya. Memang ada sih, dari mereka yang sudah menata ruamahnya layaknya kantor dan/atau bahkan membuat bangunan baru agar lembaganya lebih rapi dan menarik. Nah.. untuk tempat belajarnya nih, nanti aku bisikin sedikit yak, dibagian berikutnya.
Selain lembaga kurus, disini juga banyak yang jualan loh.. mulai jualan makanan, baju, sampai souvernir khas Kampung Inggris-Pare. Jadi, ndak usah takut disana kelaparan atau nggak bisa berburu wifi atau nggak bisa cari buah tangan, atau nggak bisa ng-mall hahahaa… mall ada kok, di Kediri sana. Yaa lumayan jauh juga sih….
Oh iya, spot foto yang wajib kamu datangin nih… yakni, (1)  SLG atau Simpang Lima Gumul. Seperti namanya, tempat ini memiliki simpangan berjumlah lima dengan pemandangan khas di tengahnya. Tempat ini seperti yang ada di Paris gitu deh. Hahha kalau malam lebih bagus karena terpancar sinar rembulan, eh… sinar lampu yang romantis. Hihihi…. Perjalanan menggunakan sepeda motor, 30 menitan lah.. kalau siang lebih terang karena terpancar sinar matahari. (2) Candi Surowono. Kalau naik sepeda onthel hanya 30 menit dari Kampung Inggris. Tempatnya seperti Candi Mendut, ada sebuah candi dengan beberapa serpihan candi yang tertata rapi. Ada juga sejarah dan filosofinya yang sudah terpampang dalam mading disana loh.. lalu untuk biaya masuk, seikhlasnya untuk kepersihan candi. (3) di dekat Candi Surowono terdapat tempat lagi yang cukup unik. Kita bisa menyelam dalam sumber mata air, layaknya gorong-gorong gitu deh. Tapi saat itu aku ndak berani masuk karena tidak membawa baju ganti. Kata temenku sih ada yang cetek sampai jero. Buat teman-teman yang suka bermain air, boleh dicoba tuh.. biayanya kalau nggak salah 2 ribu rupiah, belum termasuk parkir. (4) Kampung Coklat, di Blitar. Di Blitar sih..naik motor 1,5 – 2 jam-an lah.. hahha. Jangan dibayangkan disana layaknya kampung yang luas dengan pohon coklat dimana-mana yap. Kampung Coklat tersebut merupakan objek wisata dan tempat makan dan temat cari oleh-oleh, tentunya bertemakan coklat. Cocok nih buat penggemar coklat, ada ice coklat, mie coklat, nasi coklat, popcorn coklat, coklat dari yang manis rasa-rasa sampai yang pahit tanpa gula, buah coklat, cooking (kalau yang ini, menghias coklat. Sesuka kita. Nanti bisa dibawa pulang kok), ada terapi ikan, pohon coklat dimana-mana, kalau sekarang sepertinya tambah luas dan ada tambahan beberapa spot lagi. Hhohoho. (4) Kampung Anggrek. Salah satu tempat dimana kita dapat melihat bunga-bunga yang banyak, tentunya didominasi oleh bunga anggrek, dijual loh.. harganya mulai dari 15 ribu.. yang lebih mahal, banyak. Hahaha… ada juga bunga matahari dan beberapa nunga lainnya. Oh iya, disana juga ada kebun nanas dan gorila raksaasa yang terbuat dari jagung, tempat ini juga ada di Blitar hehehe (5) Pantai Tambak Rejo, Blitar. Nah ini nih… kesukaanku, main air dan pantai. Ketika aku kemari, sebelumnya dari Kampung Coklat, lalu naik motor dua jam-an lagi sampai di Pantai deh.

























2.      Transportasi
Pertama kali memikirkan untuk pergi, pasti deh masalah transportasi. Secara singkatnya nih ya.. aku bisikin dikit nih…
a)      Perjalanan menuju ke Kediri dapat dilalui dengan naik kereta atau bus. Kalau aku biasanya naik kereta. Turun di Stasiun Kediri, dari stasiun ke Kampung Inggris bisa ada dua alternatif yakni naik ojek atau angkot. Kalau naik ojek nih, rada mahal. Kalau aku sendiri lebih suka naik angkot, dari stasiun nanti naik becak diantar langsung ke pangkalan angkotannya, bisa ditawar kok. Tapi kala itu aku kasih 15rb buat berdua. Lalu dapatlah kita angkot, mereka sudah tahu kok dimana letak Kampung Inggris itu, atau mereka juga kadang menyebutnya dengan nama BEC karena BEC lah yang paling terkenal. Bilang aja, nanti kita mau turun dimana, pasti deh diantar sampai depan tempat tujuan kita itu. Untuk pembayarannya sendiri… biasanya tergantung dengan seberapa banyak manusia yang ada di dalam angkot tersebut. Biasanya satu angkot diisi oleh 8 orangan lah… kala itu, harganya 15-25 ribu per orang. Via Bus… kita turun di Tulung Agung (ada ciri-cirinya, disana banyak penjual tahu taqwa dan di sebelah seberang sana ada Polres Kediri). Naah, disana perjalanan kita lanjutkan dengan menggunakan becak, becak motor bukan becak kayuh hehe. Harganya cukup mahal, jadi kalau aku naik bus, dari Tulung Agung dijemput sama teman. Hahaha. Sebenrnya ada lagi yang turun di terminal, waktu itu aku kesasar, huhuuu alhasil gojek, cenglu hahaha 100rebu sampai kost.
b)      Dari Kampung Inggris ke Stasiun Kediri. Banyak cara, cara yang paling gampang ya dianter sama temen. Hhahaa… di Kampung Inggris ada yang menjual jasa ojek sampai stasiun, aku kurang tahu berapa harganya, seingatku dibawah 100rb dan diatas 25rb, biasanya. Kalau aku lebih suka naik angkot jadi angkot yang kita naiki seperti pada paparan aku sebelumnya itu.. bisa kita sms/telfon bapak angkotnya. Aku punya dong, nomer telfonnya.. hahhaa, nanti kalau teman-teman ada yang mau, kirim via email aku aja yaap, atau bisa juga komentar. Bapaknya baik dan ramah. Nanti kita bisa dijemput, dimanakah kita berada saat itu.
c)      Transporasi mau jelong-jelong selama di kampung. Ada sepeda loh, sepeda onthel, harganya beragam tergantung pada model sepeda tersebut. Semakin bagus sepeda dan semakin baru sepeda, maka harga akan semakin mahal. Lamanya kita meminjam juga mempengaruhi harga, ada yang satu minggu, satu bulan, atau satu tahun. Tapi nanti kita bisa perpanjang kok, kalau kurang. Sepedanya juga bisa ganti kalau kurang enak. Eiits… tapi kita harus ninggalin identitas kita di tukang sepedanya. Tenaang… mereka menjaganya dengan baik. Kalau aku suka pinjem yang beralamatkan jalan brawijaya. Aku lupa namanya apa… pokoknya arah ke Kilisuci dan dekat dengan gor. Disana yang njaga kakek dan nenek, mereka ramah banget dan sabar. Kita dikasih kartu juga buat kita pegang, jadi kita tahu kapan kita harus mengembalikan sepeda tersebut. Nah, kadang ada sepeda yang nggak ada boncengannya atau boncengannya dicopot hal ini dikarenakan mereka berfikir sepeda tidak cukup kuat untuk boncengan. Cieeee boncengan hahaha. Sendirian aja, nggak usah bonceng-bonceng.
d)     Transportasi mau jelong ke luar kampung. Tenaaaang disini ada penyewaan motor. Mulai dari yang stang lurus sampai stang bunder. Harganya berbeda, kisaran 60rb kala itu aku 12 jam. Hahaha pokonya beda jam beda tempat sewa kadang beda harga. Kalau mobil, aku nggak pernah nyewa. Soalnya aku seringnya naik motor, biar romantis hahaha meski aku jelongnya sama cewek. Hahahaa… karena kita menyewa motor, jadiii kadang bensinnya udah dibawah garis E, makanya nanti kalau pinjem, sebelum dibalikin, habisin dulu aja bensinnya. Hahahaa. Karena motor lebih berharga dari sepeda onthel, tentunya ada jaminan juga kalau kita hendak sewa.
e)      Travel. Misanya nih, males banget mau pulang harus ke stasiun atau terminal, lalu pulang mendadak dan buru-buru lagi. Tenang… saya punya solusi irit tenaga. Ada travel, nanti bisa dijemput dimana keberadaan kita kok. Hanya saja yaa… lebih mahal dek… hhahaha. Nah, ini ada agennya sendiri, kalau aku seringnya yang di jalan Brawijaya, kiri jalan dari awah Wapo (warung pojok).
3.      Lembaga Kursus
Seperti yang sudah saya ceritakan singkat dalam paragraf sebelumnya, ada buanyaaaaaak sekali lembaga kursus disini kita harus pinter-pinter milih nih, lembaga kursus yang pas buat kita sebenernya dimana sih. Kita mau belajar apa sih dan sebagainya…
Cara yang paling keren untuk memilah mereka adalah berdasarkan cerita kawan-kawan yang sudah pernah mencicipi di lembaga kursus tersebut. Bagaimana sih cara mengajarnya, harganya, dapat apa aja, jamnya berapa aja, dan ada apa aja program yang ditawarkan? Naaah… kita kudu tahu banget juga dong jam belajar kita jam berapa aja dan lokasinya ada dimana, jangan sampai nyasar… huhuhu….
Nah, kita juga bisa survey sendiri. Mendatangi tempat kursus, di office nya ya.. kita minta brosur, tujuannya untuk mengetahui program yang ditawarkan. Misalnya kalau belajar Bahasa Inggris, mau memperdalam apa nih.. cara ngomong, cara pengucapan, nulis, tata bahasanya, toefl, ielts, dan lain sebagainya. Atau juga nih, kalau mau belajar bahasa mandarin, mau memperdalam mana dulu nih, tata bahasa, hanzi, pelafalan.. ada lah pilihan untuk dedek. Pokoknya banyaaak banget yang ditawarkan. Kalau mau belajar banyak, ingat waktu dan jam terbang ya.. soalnya kadang tabrakan. Hahaha… nggak mau kan kalau galau milih belajar apa gitu. Nah… untuk belajarnya sendiri, sebagian besar dari hari senin sampai jumat. Cuma jamnya aja yang berbeda, kaya kuliah ya. Hahha.
Kalau kita belajar, pasti dong… ada ujian lalu ada juga sertifikat.
Belajarnya kadang di halaman rumah, atau di ruangan sendiri yang sudah mereka sediakan lengkap dengan meja belajar, ada juga yang ditempat terbuka seperti café geto. Pokoknya asyik deeeh….
Buat teman-teman yang merasa masih nol banget, bahasa Inggrisnya, nggak masalah… disini nggak ada strata, siapa yang baru lulus SD, SMP, SMA, atau kuliah S1, S2, S3 pun banyak yang belajar disini, ada juga kok yang masih dedek dedek SD gitu. Pokoknya semua dianggap sama. Kan kita belajar buat tahu, bukan sok tahu.. hahhaa
4.      Harga Kost dan Biaya Hidup
Harga kost murah kok, ada yang 150rb sampai 500rebu. Tapi jangan terlalu mengharapkan satu kamar sendiri ya. Karena memang jarang banget kost yang menawarkan untuk sendirian. Disini paling enggak diisi oleh 2 sampai 4 orang sekamar. Nah… buat teman-teman harus hati-hati dengan barang bawaan ya, takutnya nanti pas musim liburan sekolah datang dan banyak yang ke Kampung Inggris, ada maling  yang tak terduga….  Sepertinya dia werewofl… huhuhuu…
Lanjut nih, seperti kost pada umumnya, semakin banyak manusia, pasti sampah semakin banyak dan suara semakin berisik. Dududududuh….. karena kita dari se-Indonesia ya.. setidaknya kecilkanlah suara kita. Kan tinggal serumah, bukan sehutan. Lalu ada lagi nih, masalah sampah dan kekawanan. Kalau sampah, biasanya anak bayi suka nyampah dan yang lebih dewasa dengan sabarnya mengurusi sampah tersebut…
Masalah apa lagi ya kalau di kost? Teman? Hmmmmm nanti kita akan tahu kok, teman yang kita dekati itu, manusia seperti apa. Pokoknya diajari benget buat mandiri.
Eh iya lupaaaa. Ada dua model kost yang tersedia di Kampung Inggris. Pertama yaa kost biasa, seperti biasanya. Cuma buat belajar mandiri dan bobok aja. Lalu yang kedua ada yang namanya ‘camp’ disana kita juga digembleng dengan cara membiasakan ngomong pakai bahasa Inggris (sayang sekali belum ada camp bahasa mandarin.. sedih saya dek). Nah setiap camp memiliki aturan dan cara bermain yang berbeda. Kadang nih, ada yang memiliki program setelah maghrib dan subuh ada belajar bareng gitu sesama penghuni kost. Jadi nanti yang lebih pinter ngajarin yang tingkatannya dibawahnya… nah, ada juga yang bercakap harus pakai bahasa Inggris dan kalau ada yang melanggar, nanti kena denda atau sanksi. Hukumannya itu beda-bedaa, tergantung kesepakatan camp. Ada yang denda perkata 100rb, nyuci kamar mandi, atau apa gitu..pokoknya beda-beda.
Eh, meskipun kost, tapi kita juga bisa membuat serasa camp kok. Kalau nggak mau semuanya ya minimal sekamar lah.. hahaa.. kita juga bisa sambil belajar mengajar kok. Kalau aku sih sukanya ngajar dedek dedek buat belajar mandarin dibandingkan dengan bahasa Inggris. Hahaha… untungnya saat itu ada anak yang se kursus mandarin sama aku. Kalau lagi sebel sama orang kadang cakap pake bahasa mandarin. Nah untuk Inggrisnya aku dibantu sama salah satu dedek yang sekamar sama aku.. alhamdulillah dedek Iha dengan lembut mengajariku cakap dan toefl…
Jadi, teman-teman selamat memilih… kost mana yang cocok dengan hati yap.
5.      Sekilas Tentang WTC
Salah satu tempat kursus yang pernah saya datangi dan masuki adalah WTC, disana kita bisa belajar bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Jepang, dan bahasa Korea. Saat itu, aku mengambil bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Harga paketan, aku lupa berapa. Sepertinya saat ini sudah berubah. Alamatnya ada di Jl. Anyelir, no 2 Singgahan, Ds Pelem, Pare Jawa Timur. Ada neon box di atas depan rumah WTC gitu kok, bersinar jadi kalau malam tetap nampak. Disini saya akan menceritakan beberapa hal yang pernah saya alami saja yah, tentunya beberapa tahun yang lalu. Jika ada banyak perbedaan saat ini, mohon ampuni saya yaak. L
Kelasnya terbilang bersih dan enak, ada kipas angin. Kelas yang aku suka itu ada di bagian belakang, ketika aku belajar bahasa Mandarin. Lesehan, tapi tetap ada meja duduknya, jadi untuk menulis mudah. Mmmm meja belajar ini ada temenku yang bilang namanya meja makan, wkwkwk. Soalmya dia sering liat filem-filem luar dimana aktor makan di meja kecil gitu. Ah, itu kan multifungsi. Sementara itu, kelas yang ada di depan, kelasnya pakai kursi duduk plastik tapi tiada meja. Jadi, kita harus pandai dalam menulis tanpa meja. Waktu itu, pernah kelas mandarin ketika menulis hanzi di kelas depan, karena aku susah dalam menulis tanpa alas, so meja nya laoshi (guru) aku pakai buat alas. Ambil bangku paling depan dekat laoshi dan menjadikan mejanya sebagai mejaku. Alhamdulillahnya diizinkan dan beliau baiiiik banget, meski galak dikit. Hahaha. Mila laoshi, kami memanggilnya. Masih seputar kelas, setelah meja dan kursi, lalu papan tulis. Papan tulisnya memakai papan tulis putih alias whiteboard, jadi nggak perlu bersin-bersin karena debu kapur. Kalau di kelas belakang, papan tulisnya ada dua, satu di samping. Biasanya kita pakai kalau malam hari. Mr. Ardi (pemilik WTC) mengizinkan kami untuk belajar bersama di kelas belakang. Dari berbagai penjuru kelas, disini semua yang mau belajar berkumpul. Dari titik inilah aku bertemu dengan teman-teman lain dan masih berkomunikasi hingga saat ini, sebut saja dia senpai. Wkwkwkk. Apabila kelas depan dan belakang sudah penuh, kadang Mr.Ardi menggunakan ruang tamu sebagai tempat belajar. Asalkan ada niat dan bangku, dimanapun kita belajar, itu oke kan? J
Officenya sendiri ada di bagian teras, kadang ada Alex (kucing) yang menjaga meja resepsionis, ketika Mr. Bintang sedang istirahat. :D disana, ada brosur dan tempat duduk kok. Jadi jika kita baru awal sekali masuk dan mencari info tentang WTC, ambil saja brosur tersebut.
Guru atau pengajarnya, sopan lucu dan fun. Aku tidak tahu dengan kelas jepang dan korea ya. Kalau kata teman aku, sebut saja dia Mochi, kalau Mr. Koko itu keren banget ngajarnya (Jepang), pengalamannya sudah banyak sekali. Tidak hanya bahasa Jepang gitu-gitu aaja yang diajarkannya, tapi juga cerita dan point kita mau belajar Jepang itu untuk apa. Langsung deh cas cis cus ke topik yang oke punya.
Oke, kita kembali pada guru yang mengajar saya yaw. Pertama, guru favorit akuh, namanya Mila Laoshi, ngajar bahasa Mandarin. Ngajarnya dari awal, nada dan cara bacanya. Terus, pembelajaran lanjut pada hafalan kosa kata. Setiap hari aku setor satu pembelajaran dong, kalau lagi rajin kadang dua atau tiga. Wkwkwkwk. Kalau misal cara bacanya salah, sama laoshi suruh ulang lagi, nggak tanggung-tanggung, ngulangnya besok hari. Wkwkwkwk. Tapi disini aku jadi semangat dong. Banyak anak-anak yang bilang kalau galak, kalau menurut aku si biasa aja. ‘galaknya dimana gitu?’ soalnya ya wajar, kalau hafalan kosa kata. Beda bunyi beda arti, kata istri sama mobil aja hampir mirip, kalau salah ngomong ya kita gimana yaa… huhuhu L makanya kadang laoshi marah kalau salah bunyi. Terus nih, kadang laoshi nggak mau ngasih tahu, kalau kita nggak usaha dulu. Misalnya, kata ‘manis’ kita tanya. “Shi, bahasa Mandarinnya manis itu apa ya?” diawal pertemuan, dikasih tahu langsung. Tapi setelah pertemuan kesekian, kita disuruh usaha dulu. Terus, kita bilang ‘tian’ atau ‘ke ai’ dan lain-lain, terus disitulah laoshi baru ngasih tahu yang benar plus penggunaannya. Misalnya kata manis untuk rasa (seperti rasa gula) dan juga manis untuk lainnya (seperti manisnya wajah saya.hihihi). Itu di kelas percakapan, beda lagi jika di kelas menulis hanzi. Diawal, memang sudah ada perjanjian, ‘sehari mau menulis berapa hanzi’ sepakatlah kita 15 hanzi perhari. Besoknya kita setoran 15 lalu, hafalin lagi 15 hanzi, besoknya setoran dan seterusnya. Kalau ada yang belum hafal atau kurang goresan ya hutang. Hutang itu harus dibayar dong. Kan belajar, semangaat. Aku pernah ndak masuk seminggu karena ada urusan di luar kota, alhasil minta di kirimin hanzi sama temen aku, sebut saja dia Memet, “hari ini apa aja hanzi nya?” terus hafalin, pas pertemuan lagi, aku setor banyak banget. Wkwkwk untunglah aku bisa dong, kala itu ada karakter yang aku bingung nulisnya, terus aku minta diajarin sama teman akuh, sebut saja dia Rozul. Hahaha. Aku minta ketemu dan minta waktunya, biar tahu cara nulisnya. Terus pas dia ngajarin aku, malah dikasih PR ngapalin HSK 2 L gapapa sih, gratis soalnya. Terus aku jadi rindu deh L wkwkwk, rindu belajar. Hahahaa
Selanjutnya, guru bahasa inggris, namanya miss Bonita. Kalau ngajar asik banget dan fun, pokomya fun. Sama Mr. Ardi, beliau mengajar bahasa Inggris dan Jepang. Kelas inggris pagi dan sore, kalau pagi hafalan vocab sementara siang belajar grammar. Aku kurang menikmati kelas ini karena aku nggak suka bahasa inggris. Wkwkwkwk. Jadi aku lebih memiliki banyak kenaangan di kelas Mandarin. Eaaaa.
Oya, kelas Inggris yang sore, ada di kelas belakang dan lebih belakang lagi, kita sering menyebutya dengan nama kelas sore. Tempanya lebih luas dibandingkan dengan 2 kelas sebelumnya. Lebih dingin dan lebih serem bagiku. Mungkin kalau mandarin enggak. Wkwkwkwk. Pokoknya inggris itu horor. But, aku menikmati setiap pertemuan, kita bisa percaya diri buat ngomong didepan. Kalau waktu di kelas miss Bonita, kita latihan ngomong dan ketika kita ada kata ‘eee’ ‘aaa’ atau jeda sedikit panjang (lebih dari 5 hitngan), kita dapat hukuman. Waktu itu sih, bedak di pipi. Ahahha. Fun pokokknya.
Hal lain, sekitaran WTC. Kita dapat sertifikat sesuai dengan kemampuan kita. Nama di sertifikat itu, ditulis tangan sama Mr. Star alias Pak Bintang. Tulisannya cuantik sekali, bahkan komputer pun kalah.
Lainnya? Apa yah? Aku belum dapat ide menulis lagi, jika ada yang mau ditanyakan, silakan komentar yah. Tapi aku tidak mau menyebut harga karena bisa saja berubah.
Ini ada link untuk kepo-kepo soal WTC, nama facebooknya https://web.facebook.com/groups/316042868456902/ lalu ada lagi nih webnya  https://www.paketkampunginggris.com/
6.      Sekilas tentang Lembaga Kursus Lainnya
Selama di pare, kita rugi kalau misalnya hanya belajar di satu tempat kursus saja. Beberapa lembaga patut kita coba loh, ada yang programnya 2 minggu. Aku kasih tahu dikit-dikit yah…
a)      Oxford. Aku ambil kelas toefl disini. Tentornya ramah dan asyik, siswanya dibatasi 15 orang kalau nggak salah, waktu tahun aku. Entah sekarang, hehee. Tulisannya rapiiii banget. Ngajarinnya enak dan step by step. Ada ujian sebelum dan sesudah belajar juga, jadi kita tahu setelah belajar disini, meningkat apa enggak. Kalau pengalaman aku sih, awalnya aku Cuma 400, terus setelah aku ambil kelas di Oxford, aku tes masuk S2 UI, aku keterima dong. Nggak paham deh, disana berapa nilai minimalnya. Hihihi… setidaknya, disini kita dapat 23 trik. Trik tersebut sudah aku rangkum, tentunya tujuan awal aku untuk mengingatkan aku dong. Kan catatan aku. Kalau hanya dibaca dan belum pernah dijelasin sama miss nya, may be kurang paham ssama catatan aku.. baca saja catatan kecilaku di blog ini juga, alamatnya di http://windisusetyothamrin.blogspot.com/2016/08/23-trik-toefl.html yah :D
b)      Faster. Disana aku ambil kelas mandarin. Laoshinya ramah dan lucuk, meski nggak ganteng tapi ngaku ganteng. Hahaha. Namanya shi-rangga, disana belajarnya lebih enjoy dan fun. Pakai mainan dan nyanyi. Waktu itu aku nanyi ‘yi ran ai ni’ sampai sekarang pun aku masih kontak sama shi rangga, curhat masalah bahasa mandarin dan bahasa kalbu. Ahahaha. (dia udah punya istri btw, jangan genit ya pembaca ketika membacanya). Disana ada camp dan juga bahasa Inggris, tapi aku nggak nyoba. Wo ye bu zhi dao, wei shen me. nah shi rangga ini, siswanya mila laoshi.
c)      Embrace. Tempat belajarnya di alam, sejuk angin sepoi dan dekat sungai. Jadi suasana belajarnya menyejukkan. Paling favorit sama mr. isnan, soalnya ngasih tantangannya lebih banyak. Wkwkwk. Mr. isnan ini juga sering ke rumah mila laoshi untuk belajar dan tanya-tanya loh.
d)     Lainnya. May be untuk convertation yang oke itu Dafodil sama Peace. Grammar itu  yang terkenal oke, Krisna. Tapi semua tempat kursus itu oke sema kok. Hal-hal yang aku ceritakan itu karena aku sudah pernah mengalaminya dan juga berdasarkan pada obrolan dengan beberapa teman-temanku.

     sekian.. semoga ulasan dari aku membantu yah, untuk teman-teman yang ingin mengunjungi kampung inggris pare.

salam, :)