KL - PENANG - MELAKA - SINGAPURA
KL
– PENANG – MELAKA – SINGAPURA
Hallau
semuanya, kali ini aku ingin berbagi tentang pengalaman trip pertama aku keluar
negeri. Tentunya artikel ini sebagai memori aku dan semoga bermanfaat untuk
kawan-kawan yang membutuhkan tentang trip terkait. (kalau yang merasa ndak
perlu, sih tak usah baca.. ahahahaa)
Berangkat
menuju Bandara Soekarno Hatta
Karena
aku dari Depok dan tidak mencari hal lebih tentang jalan lain menuju Bandara
yang tercepat, akhirnya aku putuskan menuju rumah Galih di Tangerang agar berangkat
bersama. Menaiki KRL dengan susah payah karena penuh pekerja dan beberapa orang
lainnya, akhirnya sampailah kita di Pondok Ranji. And than lanjut perjalanan
dengan grab car. Setelah sekian lama, akhirnya aku tahu cara terhemat menuju
CGK (hihii) yakni 1) naik KRL sampai
pasar minggu, lalu naik bus Damri (yang ke arah bandara), 2) ke terminal Depok
(dekat ITC itu loh) lalu naik bus ke arah bandara (nanti bilang saja turun
terminal berapa) kata kawanku, bus ada per 30 menit sekali. Kala itu kami
berhenti di terminal dua dan saling menunggu di Old Town Cofee.
Saatnya
cek in deh,
Mula-mula
siapkan paspor dan tiket bookingan. Scan dan scan lalu dapat tiket deh. Timbang
barang, saat itu maksimal 8KG, diatas itu kena bagasi. Per 15kg 300rb rupiah.
Tips nih kawan, kalau barangnya banyak, dipisah-pisah saja, alias bawa beberapa
tas. Jadinya lebih ringan dan tidak kena bagasi.
Cek
in lagi, masih tetap sama siapkan paspor dan tiket. Lalu scan manusia dan
barang (apa sih bahasa alusnya hahaha). Barang dimasukan ke sinar X lalu kita
lewat pintu satunya. Jangan memakai sabuk yaw. And than, benda cair dibatasi
10mill. No bawa benda cair dan handbody. Btw, kemarin ada yang bawa garam,
kurang tahu ya, boleh atau tidak. Yang jelas, mereka tertahan beberapa lama. Hehe
Cek
in beberapa kali dan ditanyakan ada beberapa hal 1) ke luar negeri mau ngapain?
2) berapa lama? 3) disana tinggal dimana? 4) udah ada tiket pulang belum? 5)
sama siapa aja? Waktu itu gitu sih, petugas bandaranya menanyakan diriku
demikian. Tapi entah kenapa Galih dan yang lainnya Cuma ditanya mau ngapain dan
berapa lama doang. Hhuhuhu lama syekali diriku ditanya L
sambil menyodorkan paspor untuk dilihat sama nggak sih wajahku dengan foto di
pasportnya.
Setelah
sekian lama melewati proses tanya jawab, lalu kami menuju pintu sesuai dengan
tiket. Menunggu pesawat, naik bis ke tempat pesawat berada, lalu naik deh.
Sebelum
aku jabarkan rincian pengeluaran biaya, izinkanlah aku bercerita singkat
tentang perjalanan ini… selamat membaca kawan :D
Kuala
Lumpur
Sampai
juga akhirnya kami di Kuala Lumpur Internsional Airport. Berjalan yang lumayan
jauh menuju tempat pembelian tiket bus untuk ke KL Sentral. Dijemput sama budhe
nya Galih dan lanjut ke Cokit dimana Bude Galih tinggal disana. Oiya, karena
kami menginap di rumah saudaranya teman. Sehingga untuk akomodasi penginapan di
KL tidak masuk hitungan. Hanya ada beberapa ucapan terima kasih dari kami dalam
bentuk yang berbeda-beda. Yah, ini memang menguntungkan sekali untuk aku dan
kawan-kawan. Begitu pula dengan Bude yang katanya rindu dengan kami. Dari Bandara menuju KL Sentral jam 18.53 – 19.50 dengan bus
seharga 12 RM. Lanjut perjalanan dari KL Sentral menuju Cokit dari jam 20.20 –
21.30 dengan bus free. Lanjut dari Cokit ke rumah bude dengan bus seharga 2 RM.
Selamat istirahat di rumah bude….
Senangnya
kami disuguhi banyak sekali camilan hihiii… sebelumnya kami diajak makan dulu
di nasi briyani, aku ambil tiga jenis nasi (maklum penasaran hehee dikit-dikit
kok porsinya) lalu pare merah 1 biji dan ayam.. pokoknya aku makan yang belum
pernah aku makan di Indonesia dan minumnya TO (es teh yang ada limaunya jadi
lemon tea deh di Indonesianya), hheehee aku habis 4RM.
Hari
Pertama
Batu
Cave
Di Batu Cave ini dekat dengan tempat bude, alhasil kami memilih tempat tersebut sebagai tempat pertama kami berpetualang. Terdapat patung (entah siapa namanya) yang menyimbolkan tentang agama Hindu, beberapa anak tangga menuju atas, terdapat candi dan beberapa tempat untuk sembayang agama Hindu tak lupa di bagian bawah ada merpati yang dilepas sengaja. Disini kita juga dapat memberi makan merpati loh. Karena pada saat itu sedang ada renovasi, beberapa tukang meminta bantuan pengunjung untuk membawakan batu bata ke atas, tidak terbayang bagaimana mereka lelah membawa batu bata yang banyak dengan menaiki anak tangga yang sangat banyak tersebut. Aku lupa menghitung ada berapa anak tangga yang ada disana yang jelas sungguh banyak. Usai sampai diatas, banyak beberapa patung, tempat ibadah, stalaktit, dan beberapa penjual yang menjajakan khas Malaysia. Mulai dari gantungan kunci hingga peralatan ibadah dan khas ala-ala India gitu. Selain itu, sebelum lurus sebelum sampai atas, ada anak tangga yang ke kiri, menuju Dark Cave, yaa seperti namanya “dark” begitu pula dengan suasana dan aromanya. Ada tulisan yang artinya “dilarang meludah” aku awalnya berfikir, siapa juga yang mau meludah. Setelah memasuki pintu pertama dan ternyata aromanya memang ingin memuat aku meludah atau bahkan muntah. Hahahaa tapi ada beberapa turis yang bertahan disana.
Setelah
puas di Dark Cave dan kami turun melewati tangga yang kami lewati sebelumnya.
Menuju jajanan yang belum pernah aku lihat sebelumnya berwarna merah dan nampak
panas gitu deh. Saking penasarannya kami lewat situ, ya Tuhan… ternyata ada
makanan yang pengeeen banget aku icipi dari zaman aku melihat Mahabarata dulu.
Ladoo benar… Ladoo akhirnya aku menemukanmu. Ladoo,
harganya 1 RM per buah waktu itu kami beli dengan bercakap bahasa
Inggris karena bahasa India ku sudah ludes ketika kuliah. Ahhaha ladoo yang aku
coba ada 3 biji. Mumpung disini, saatnya kuliner yang belum pernah aku coba.
Hahhaa… aku beli 3 macam. 1 warna kuning, 1 warna oranye, dan 1 ladoo yang
basah. Perlu diketahui kawan, ladoo dengan warna kuning dan oranye itu sama
hanya warna saja yang beda, sedangkan yang basah itu rasanya lebih maniiiiis,
warnanya kaya kentang dan ketika beli ada sedikit airnya gitu. Jadi nampak kaya
manisan ya hahhaa.
Perjalanan dari rumah ke Batu Cave naik bus T 204 dengan biaya 2 RM.
Nyebrang sedikit dan sampailah di pagar Batu Cave, Malaysia.
Masjid Nasional
Saat kami pergi adalah hari Jum’at,
lalu kami lanjutkan untuk mencari masjid untuk shalat. Dari Batu Cave menuju Central Market naik KMT dengan harga 2.5 RM jalan kaki
sedikit menuju Masjid Nasional untuk melakukan ibadah dan shalat Jum’at. Mengingat
backpaker kita ala-ala hemat, usai Say shalat Jum’at, kami makan bekal yang
sudah disiapkan bude. Alhamdulillah, nasi lemak, kacang goreng, teri goreng,
sambal, dan pangsit ala bude.
Museum Dataran Merdeka dan KLCC
Usai dari Masjid Nasional, kita jalan sebentar menuju dataran
merdeka dan menemukan museum tekstil. Masuknya free dan kita bisa lihat
beberapa batik dalam museum tersebut. Karena aku orang Indonesia, hmmm yaaa
gimana gitu.
Akhirnya kami lanjutkan menuju KLCC. Dari station Masjid Nasional naik Klana Jaya Line turun di station KLCC
seharga 2RM.
Pada saat makan sore, kami makan di Restoran Yusoof &
Zakhir Sdn. Bhd. Maklum, jalan kaki dan versi hemat. Berikut aku sertakan foto
menu makanan dan harganya. Sebelumnya kami beli oleh-oleh dulu, ya oleh-oleh
seadanya kantonglah untuk yang tersayang.
Waktu itu, kami berlima pilih makan makanan yang bisa buat bareng-bareng, hanya minumnya saja yang masing-masing. Aku pilih lime juice cold seharga 2.6 RM makan roti naan 3.5 RM dan Beef Martabak seharga 10RM. Selamat makaaan. Untuk oleh-oleh sendiri, aku beli maghnet, dompet, dan kaos. Aku juga beli air mineral secara pribadi ketika jalan-jalan. Maghnet 10 RM + 7 RM dompet 6 RM kaos 3 buah 55 RM. Setelah puas kami shalat dan balik rumah dengan naik bus seharga 2 RM
Hari
berikutnya, hanya aku dan Galih yang pergi ke Pulau Penang. Traveling nekat
kami berdua ini banyak sekali hikmah yang diambil. Karena suatu hal, singkat
cerita kami tidak memesan hotel untuk menginap. Sebagai gantinya, kami tidur di
bus menuju KL kembali. Hal yang perlu dicatat dalam perjalanan ini adalah
jangan membeli tiket PP. Jadi Pulau
Penang itu letaknya berjauhan dengan KL, ibarat kita lagi liburan di daerah
Jawa Timur, lalu Pulau Penangnya adalah Madura. Kami harus menyebrangi lautan via bus dulu untuk menuju ke sana. Pertama dari Chokit
ke TBS (Terminal Bersedadu Selatan) naik bus seharga 2.5 RM perjalanan
berangkat jam 06.50 – 07.25 dilanjutkan naik Train ke Bandar Tasik Selatan
seharga 3 RM sementara baliknya ke Sentul Timur dari TBS turun di St. Bandaraya
lanjut naik bus 202. Lalu cari tiket bus menuju penang (Sungai Nibong). Dari TBS – Sungai Nibong seharga 38.5 RM sementara dari Sungai
Nibong ke TBS seharga 38.7 RM. Berangkat jam 08.30 sampai di Sungai
Nibong jam 14.20. Ketika perjalanan menuju Penang, bus sempat berhenti dulu kurang lebih 10 menitan untuk istirahat
dan ke toilet dan perjalanan di lanjutkan lagi melewati jembatan yang begitu
pajang melewati lautan menuju Penang. Sesampainya di Penang kami mencari bus ke Komtar dengan naik Rapid Penang no 401 seharga 2 RM.
Perjalanan kami putuskan lanjut untuk menuju Penang Hill atau Bukit Bendera.
Perjalanan ini menggunakan bus 204 seharga 2 RM.
Untuk menuju bukit, kita perlu naik kereta lagi karena memang tempatnya berada
di tempat yaaang tinggi. Harga kereta gantung tersebut
PP 30 RM untuk foreign. Itu untuk tiket yang biasa (antrenya cukup lama untuk menuju kereta karena puanjang sekali. Sementara untuk yang fast harganya dua kali lipat, tapi cepet antrenya dan didahulukan hehee. Kartu itu harus kita pegang sampai kita pulang
dari Penang Hill untuk naik kereta. Di
Penang aku hanya mampir ke Penang Hill saja, sementara tempat lain tidak jadi
kami singgahi karena keterbatasan waktu. Sebelum menuju Penang Hill di tengah perjalanan kami yang haus, kami membeli Es
Cendul. Rasanya seperti dawet di Indonesia, bedanya terdapat kacang merah dan
gula merahnya lebih kental dipadukan dengan cendol yang besar dan es serut,
antrinya panjaaaaaang banget sampai pengunjung lain pada heran, itu antri apaan
sih? Singkat cerita kami membeli dan makan ditempat. Harga
Es Cendul 2.9 RM makan ditempat dan
3 RM jika dibungkus. Jalan lagi dan nemu jajanan lagi, namanya Belangan,
rasanya seperti kacang dan bentuknya lebih besar. Ada robekan di tengah, itu
fungsinya untuk membuka kacang tersebut, kalau pakai gigi, nanti giginya sakit.
Belangan seharga 6RM/150gr. Perjalanan kuliner kami
gagal untuk membeli Nasi Kandar yang katanya khas dari Pulau Penang. Saat
perjalanan menuju Penang Hill di jalanan penjual Nasi Kandar, pembelinya banyak
sekali bahkan sampai membludak mengantre sampai jalanan. Sampai di Bukit
Bendera ada banyak sekali plihan wahana yang hendak kita datangi. Karena aku
penasaran dengan Lock Love makanya kami langsung kesana dan menuliskan namaku
dengan someone with hanzi hahahaa. Padahal ke tempat itu sama Galih, tapi nama
orang yang aku tuliskan bukan nama si cewek itu. Alhasil aku nggak peduli itu
mau terkabul atau enggak, toh saat ini aku jomblo dan nama yang ku tulis
hanyalah sebuah simbol saja. Hahahaa yaa, semoga suatu hari 光见教 itu
aku akan melihat bagaimana bentuk dari dirinya itu. Semoga dia benar-benar
membawaku dalam bentuk demikian. Hahahahaa Amiin. Harga
lock love nya total 51 RM dan kala itu kami mendapatkan free masuk owl
museum untuk dua orang. Nah, di Owl Museum ini lah kami bertemu dengan kawan
baru dari China seperti yang ada pada gambar di atas. Namanya Yan nis (wo de zuo bian) dan Peng Jing Jing (wo de you bian). Entah kenapa memang aku
pengen banget pergi ke China dan pantang ndak mau nikah kalau belum
menginjakkan kaki ke Negeri Tirai Bambu tersebut. Hahahaa semoga, setelah
pertemuan dengan mereka aku bisa ke sana. Amiin…
Di
Bukit Bendera kami hanya main ke Lock Love, owl museum, dan tower untuk melihat
pemandangan Pulau Penang dari ketinggian, nampaklah hamparan laut dengan
beberapa bangunan yang tinggi di sana. Pulangnya naik kereta seperti tadi lagi
untuk turun dari bukit. Tak lupa juga kami video sebentar dengan kawan baru
dari China tersebut sebelum kami berpisah. Sayang sekali, kuliner Nasi Kandar
tidak sempat kami buru kerena mengejar mencari hotel dan/atau mencari bus
pulang. Karena suatu hal, akhirnya kami mencari hotel, beruhubung sudah penuh dan
ternyata itu adalah malam minggu, kami kehabisan kamar. Hanya bertemu dengan
kamar dengan harga 400 RM karena nampak mahal akhirnya kami putuskan untuk
mencari bus yang paling malam saja dengan kembali ke Sungai Nibong dan menginap
di bus sampai KL. Sebelumnya kami makan malam dulu di dekat terminal Sungai
Nibong, aku makan Bareli ice (es kacang kedelai) 1.5 RM
dan Sup Campur 6 RM. Tidak sempat membeli oleh-oleh di Penang karena
masalah waktu dan fisik. Hahhaa kami memberikan 5 buah belangan saja untuk
kawan kami yang tidak ikut ke Penang. Oiya, disini aku merekomendasikan hotel
Oldrich Hotel alamatnya Jalan Sultan Azlan Shah, No 566 & 568 A, Sungai
Nibong, Bayan Lepas, Pulau Penang. Kokonya ramah sangat loh, tempatnya dekat dengan Terminal Sungai Nibong. Meskipun di China, tapi beliau mengingatkan kami tentang shalat dan berdoa di jalan. duuuh baiknyaa koko satu ini. Lancar terus usahanya ya Shushu (bhs. Mandarin yang artinya Paman).
Melaka
Perjalanan kami lanjutkan kembali ke Malaka pada esok harinya. Begitulah, lelah terasa badan ini dan sempat sakit. Untunglah kawanku yang bernama Syailendra atau biasa kami panggil dengan nama 'Say' degan cekatan dan keahlian memasaknya, membuatkan aku minuman hangat yang lega di tenggorokan. Jahe geprek dicampur dengan gula merah dan beberapa tetes kasih sayang (eaaaa. nggak ding), jadilah minuman hangat tersebut. Lanjut perjalanan, naik bus dari rumah bude ke chokit seharga 2.5 RM. Dilanjutkan naik train menuju TBS seharga 16.5 RM, lanjut lagi naik bus dari TBS ke Melaka Sentral seharga 10 RM, dilanjutkan lagi dari Melaka Sentral ke Bandar Hilir (kota tua) seharga 1.5 RM.
Awal tiba kami langsung mencari penginapan untuk meletakkan barang dan membersihkan diri seadanya, sebelum jalan-jalan malam karena saat itu kami tiba sore hari di Melaka.
Penginapan yang kami singgahi bernama Taj Grand Hotel SDH BHD. Alamat, No 1 C Jalan Bunga Raya 75100 Melaka. Kami mendapatkan kamar untuk lima orang dengan harga 200 RM dan setelah cek out akan dikembalikan 50 RM.
Perjalanan malam pertama kali adalah mencari makan malam. Aku memesan laksa 6 RM, minumnya air putih yang dibawa tadi dan klepon 2 RM (lupa nama sananya apa, isinya ada lima). Lanjutlah perjalanan kita menyusuri jalanan. Nampak seperti Malioboro di Jogja, bedanya disini musik yang di setel berbahasa China dan banyak manusia lalu lalang dengan menggunakan bahasa Mandarin. Jadi semangat pengen ke China deh, hahhaa dagangan yang dijajakan juga menggunakan hanzi di papannya. Pokonya banyak banget yang dijajakan mulai dari camilan sampai barang-barang unik. (nanti aku kirim videonya deh, di FB aku, tapi singkat saja yaa). Waktu itu, aku beli moon cake lima buah, satu harganya 1.5 RM jadi total 7.5 RM kala itu karena aku ngobrol pakai Bahasa Mandarin sama cici penjualnya (bahasa Mandarinnya Jiejie yang artinya kakak perempuan. Tapi pas aku denger dari beberapa pembeli lain yang sedang menawar dagangan, mereka menyebutnya dengan nama 'xiaojie' artinya nona. sebenarnya sama saja sih kan sebutan untuk perempuan). Alhamdulillah cicinya baiiik, aku mendapatkan bonus satu buah Moon Cake. Ahay, lumayan kaan. Oiya, Moon Cake itu seperti bakpia pathok, tapi isinya lebih padat dan beragam, untuk mengetahui isi apa aja yang ada didalamnya, kita dapat membaca karakter hanzi yang ada di kue tersebut. Waktu itu aku beli rasa kopi, pandan, kacang merah, teh hijau dan kacang putih. Kalau laksa yang aku makan, rasanya asam kecut dingin gimana gitu. Sementara kleponnya, layaknya klepon seperti biasa. Aku juga beli cincin yang warna hijau kaya di film Goblin hahaha, bedanya punyaku polos, cincin harganya 5 RM. Perjalanan menuju penginapan, si Say ingin mimum sekuteng ala-ala melaka, rasanya seperti teh, warna hijau di mangkuk kecil (kaya soto semarang) harganya gratis karena di traktir. Hehehee. Malamnya kami tidur, bangun dan lanjut ke Singapura. Berangkat pagi dengan bus ke Melaka Sentral seharga 2.5 RM. Mencari bus ke Singapura, seharga 26 RM.
Singapura
Perjalanan ini merupkan terusan dari perjalanan kami di Melaka. Setelah mendapatkan tiket menuju Singapura, bus sempat berenti dua kali untuk pengecapan paspor. Jadi paspor itu bener-bener nyawa kita banget. Tips nih, buat jaga-jaga aja, usahakan lari untuk mengecap paspor karena bus yang menunggu kita tidak berhenti lama dan juga antrinya panjang. Saat itu kami sempat ketinggalan bus ketika mengecap paspor yang kedua kalinya. Alhasil kita mencari bus lain untuk menuju tempat yang akan kami singgahi. Kala itu kami masih membayarnya degan uang Ringgit Malaysia, untuk enam orang 10 RM kalau ndak salah. Enam orang tersebut kami berlima dan ada tambahan seorang lagi. Seorang peneliti dari Prancis dan sedang bekerja di Singapura. Bus melaju dan menuju stasiun tujuan kami. Disini kami membeli kartu untuk kereta dan top up. Tips juga, kita perlu meminta map stasiun untuk panduan kita perjalanan berikutnya, minta saja di petugas loket dan gratiiis. Disini aku sempat ngobrol sedikit dengan penjaganya pakai bahasa Mandarin dong, eaaa hhahhaa. Top up dan beli kartu 12 SGD. Sebelum kami jalan-jalan, kami membeli tiket pulang ke KL terlebih dahulu, tujuannya adalah TBS seharga 18 SGD. Saat kami menuju sini (turun di st. Nicoll Highway", kami berpisah dengan Sabrina, kawan dari Paris yang gabung dengan kami. Perjalanan dilanjutkan shalat dan makan siang. Alhamdulillah kami menemukan makanan halal di Singapura, rata-rata 4 SGD untuk makan sedangkan minum 1 SGD. Nama tempat makannya An Nur Chinesee Halal Food. Tips nih, kalau mau makan lihat di atas ada tulisan "中国清真食品" atau dalam pinnyin "zhongguo qingzhen shipin" yang artinya makanan China halal. Kala itu untuk makan siang saya memesan Vegetarian Chinesee Hor Fun dan makan malam saya memilih Fish Soup Noodle, masing-masing harganya 4 SGD, sementara minumnya yang pertama kita jiwa korsa yang malam minum TO Ice harganya 1.5 SGD. Puas makan kami jalan-jalan dengan menggunakan tiket yang sudah dibeli tadi, tak lupa dengan peta station untuk tahu dimana kita akan berhenti. Menuju Maria Bay, kami naik kereta lagi dan turun di st. Bayfront, dalam waktu yang cukup singkat, akhirnya sampailah di sebuah tempat semacam mall (maaf lupa namanya) lalu menyusuri jalan akhirnya ke luar tempat itu, lewat jembatan yang cukup jauh, akhirnya sampailah di Marina Bay Sand dan jalan lagi sampai ke Marlion. Ketika disana, aku melihat ada beberapa anak yang jajan bentuknya bulat gitu. Kata si Say itu kelapa. Karena penasaran, mumpung disini, aku jajan deh itu kelapa, aku beli yang clasic ada taburan kacangnya. Ternyata itu kelapa kecil yang dibelah dua lalu diberi satu skop es krim dan taburan kacang, harganya 5.5 SGD (lumayan laham ya..). haus yang melanda tenggorokan alhasi untuk total minum aku habus 3.8 SGD sedangkan pipis total semua 3.2 SGD. Pulang dari Marlion tentunya naik kereta seperti tadi, kalau di Indonesia kaya KRLnya gitu deh.. disana orangnya ramah kok, bisa ditanya. Awalnya aku tanya pakai bahasa Mandarin, lalu beberapa teman membantu menggunakan bahasa Inggris, dan ada juga yang bisa menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Waktu kami beli makan, koko nya ramah banget, aku ajakin ngobrol pakai bahasa Mandarin dan aku diajarin juga beberapa kosa kata Mandarin yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Dia suka banget senyum dan ketawa bareng kita. Pokonya menyenangkan deh. Kalau ke SG lagi, mau mampir aah, pengen makan nasi goreng pattaya nyaaa. Pokoknya pengen makan itu kalau ke sini. Oiya, card keretanya aku juga masih ada kok, punyaku warna putih gambarnya boneka jalan sesama, ada tulisannya "sesame street". Jadi kalau suatu hari diajak Senpai (ekhem.. manager gitu. Aku bisa pakai kartu ituu, meski lain-lainnya dia bakal bayarin. Hahahaha). Usai jalan, kami kembali ke tempat dimana kami pesan bus sebelumya, menunggu beberapa saat dan akhirnya datang juga bus tersebut. Tidur sambil di bus deh. Ada hal lucu waktu di bus, pas Galih mau shalat.. di depan ada pemandangan… auiiiii ahahhahhaay. Gitu deh pokoknya. Hahahahaa. Kalau bis luar, aku lebih memilih untuk berada di kursi belakang, nomor dua dari belakang karena kursinya bisa di pol-in sampai bawah dan asyik buat tidur. Seatnya 2-1 kala itu.
Last
Day
Pulang
dari Singapura, kami menuju rumah bude untuk istirahat sejenak, persiapan, ke
KLCC membeli oleh-oleh dan beberapa barang yang diinginkan juga berfoto. Tak
lupa kami juga ke Uni KL untuk foto wisuda padahal belum wisuda, hahahaa…. Soon
Agustus 2018 untukku ya Allah. Amiin….. singkat cerita, setelah foto di UNI KL, ke KLCC untuk foto dengan petronas dan Belanjah. Mumpung ada diskonan, hehehe waktu itu, aku beli jam tangan bareng sama Aya, soalnya kalau beli 2, harganya 50 RM. hihiii. Setelah puas belanjaaah, kami balik lagi ke rumah
untuk mengemasi barang setelah kita jalan lagi, kita jajan waffle, harganya 3 RM. Kami juga diberi kenang-kenangan baju
kurung sama Bude, terima kasih ya Bude. Selain itu, budhe juga menawarkan susu milo dan kita semua mau titip deh. hihihi.... Karena waktu mepet, dari KLCC balik ke
rumah bude naik grab, dibayarin sama mas Dede (ciee baiknyaa), lalu karena
mepet lagi kita lepas beres-beres lalu naik grab lagi ke stasiun menuju KLIA
karena waktu yang begitu singkat. Akhirnya sampai juga di bandara dengan tepat
waktu.
Nah…
untuk biayanya nanti aku sertakan sekalian disini ya. Supaya lebih enak
membacanya, aku beri tabel saja untuk rincian pengeluaran selama di KL dan di
Sing.
6 Juli 2017 (KL)
|
||
Bus
|
12 RM
|
Bandara – KL Sentral
|
Bus
|
-
|
KL Sentral – Chokit (bus free)
|
Bus
|
2 RM
|
Chokit – rumah
|
Makan
|
4 RM
|
Nasi Briyani, ayam, ice TO
|
18 RM
|
Total
|
7 Juli 2017 (KL)
|
||
Bus
|
2 RM
|
T 204 menuju Batu Cave
|
Ladoo
|
3 RM
|
1 ladoo : 1 RM
|
KMT
|
2.5 RM
|
Batu Cave – Masjid Nasional
|
KJL
|
2 RM
|
Masjis Jamek – KLCC
|
Makan
|
16.1 RM
|
Lime juice
Roti Naan dan Martabak (korsa)
|
Bus
|
2 RM
|
Go home
|
27.6 RM
|
Total
|
8 Juli 2017 (Pulau Penang)
|
||
Bus
|
2.5 RM
|
Bus ke Chokit
|
Bus
|
3 RM
|
Menuju TBS
|
Bus
|
38.5 RM
|
TBS – Sungai Nibong
|
Bus
|
38.7 RM
|
Sungai Nibong – TBS
|
Bus 204
|
2 RM
|
Sungai Nibong – Komtar
|
Bus
|
2 RM
|
Menuju Bukit Bendera/Penang Hill
|
Gondola
|
30 RM
|
Menuju puncak (kereta)
|
51 RM
|
Lock Love
|
|
Jajan
|
2.9 RM
|
Es Cendul
|
Jajan
|
6 RM
|
Belangan (6RM/150 gr)
|
Makan
|
7.5 RM
|
Sup campur dan Barli ice
|
Bus
|
38.7 RM
|
Tiket balik lagi ke TBS
|
Air
|
1.5 RM
|
|
Bus
|
2.5 RM
|
Ke Chokit
|
Bus
|
2 RM
|
Ke rumah
|
228.8 RM
|
Total
|
9 Juli 2017 (Melaka)
|
||
Bus
|
2.5 RM
|
Ke Chokit
|
Train
|
16.5 RM
|
Ke TBS
|
Bus
|
10 RM
|
TBS – Melaka Sentral
|
Bus
|
1.5 RM
|
Melaka Sentral- Bandar Hilir
|
Makan
|
8 RM
|
Laksa dan klepon
|
5 RM
|
Cincin
|
|
Jajan
|
7.5 RM
|
Moon Cake 5 buah
|
Bus
|
2.5 RM
|
Bandar Hilir – Melaka Sentral
|
Bus
|
26 RM
|
Melaka – Singapura
|
Hotel
|
30 RM
|
150 RM : 5 orang = 30 RM
|
109.5 RM
|
Total
|
10 Juli 2017 (Singapura)
|
||
Bus
|
2 RM
|
Karena sesuatu, jadi nambah bus
|
Kartu
|
12 SGD
|
Beli kartu dan top up
|
Bus
|
18 SGD
|
Sing – TBS
|
Makan
|
8 SGD
|
Makan siang dan malam (@4SGD)
|
Minum
|
4.3 SGD
|
Total semua minum
|
Kelapa
|
5.5 SGD
|
Coco + nut clasic
|
Toilet
|
3.2 SGD
|
Total semua
|
Train
|
16.5 RM
|
TBS – Chokit
|
Bus
|
2.5 RM
|
Pulang
|
21 RM + 51 SGD
|
Total
|
11 Juli 2017 (KL)
|
||
Bus
|
3 RM
|
Ke Uni KL
|
Train
|
2.75 RM
|
Ke KLCC
|
Train
|
3.5 RM
|
|
Train
|
3.5 RM
|
Ke KL Sentral
|
Train
|
55 RM
|
Ke KLIA
|
25 + 15 RM
|
Jam Tangan dan kalung
|
|
15 + 3 RM
|
Milo dan waffle
|
|
120.75 RM
|
Total
|
Total Keseluruhan
|
||
RM
|
SGD
|
Total
|
18 RM
|
18 RM
|
|
27.6 RM
|
45.6 RM
|
|
228.8 RM
|
274.4 RM
|
|
109.5 RM
|
383.9 RM
|
|
21 RM
|
51 SGD
|
404.9 RM + 51
SGD
|
120.75 RM
|
512.65 RM + 51
SGD
|
|
530.65 RM
|
51 SGD
|
|
Rp 1.645.015
|
Rp 510.000
|
Rp 2.155.015
|
NB
: Tiket pesawat kala itu lagi diskon dan promo, aku lupa berapa. Hehehehe yang
jelas, per orang nggak ada 1.500.000. seingatku gitu.. naik Air Asia.
Oh
iya, pulangnya aku juga beli makan di pesawat. Kayaknya total semua 15 RM.
oh iya, untuk teman-teman mau lihat beberapa koleksi foto jalan-jalan lainnya, bisa lihat di instagram aku yah... @w.s.ningrum
nuhun semuanya...
salam manis.
0 komentar:
Posting Komentar