Kampung Inggris Pare
Selamat malam pembaca blog saya
yang tercinta… Pada kesempatan kali ini, saya ingin menceritakan dan berbagi
sedikit pengalaman saya tentang Kampung Inggris, Pare. Bagaimana sih keadaan
disana? Ada apa aja sih? Bagaimana dan bla bla bla…. Ulasan ini saya buat
karena terinspirasi oleh mr. Ardi yang dahulu bercerita tentang ulasan WTC-nya
dipandangan siswanya atau dimata orang lain yang pernah mengenyam kursus
disana. Baiklah, pembacaku yang setia membaca tulisan ini… berikut akan saya
ceritakan mengenai kampung yang dikenal dengan nama ‘Kampung Inggris’ dan
sedikit celomet pendapat saya mengenai pengalaman…. Okay, ingat ya.. Kampung
Inggris.. untuk Kampung Seni, nanti dulu ya.. masih berproses (doakan aku…..
amiin). Supaya membacanya lebih enak, saya bagi per pertanyaan yang sering
ditanyakan oleh teman-teman mengenai perjalanan saya di Kampung Inggris saja
ya… kalau ditanya alasan, kenapa kesana? Itu rahasia saya.. hahhahaa… hanya
dirinya yang dekat dengan diriku lah yang tahu alasan terbesarnya.
Aduh kaan… jadi ngelantur kemana-mana. Baiklah…
selamat membaca teman tersayang J
1. Gambaran Umum tentang Kampung Inggris
Pare, merupakan salah satu desa
yang dikenal dengan nama ‘Kampung Inggris’. Kenapa dikatakan demikian? Karena
banyak lembaga kursus bahasa Inggris yang berada di sana. Eeits… tapi nggak
hanya ada lembaga kursus bahasa Inggris saja loh, tapi ada juga lembaga kursus
bahasa yang lainnya juga. Misalnya bahasa Mandarin, Korea, Jepang, spanyol,
bahkan bahasa Indonesia pun ada loh. Pokoknya, kita mau belajar bahasa apa,
lalu kita keliling sebentar, nemu deh lembaga mana yang kita inginkan. Pokoknya,
sebelum kita ke tempat sana… cari tahu dulu, kursus apa sih yang kita inginkan
disana. Jangan sampai deh, nanti kena lembaga kurusus yang ecek-ecek alias kena
tipu L
carilah tempatnya secara langsung, hindari calo. Demi keamanan pribadi…
Secara umum, Kampung Inggris
layaknya kampung atau desa pada umumnya. Sejuk, asri, kendaraan tidak sepadat
kota Jakarta yang penuh dengan polusi dan karbon-karbon tidak sehat lainnya. Jalanan
kalau diukur, bisa buat papasan mobil sih.. tapi ada yang harus ngalah kalau
misalnya lagi banyak penjual di kanan kiri. Disana juga terdapat ladang jagung
yang cukup luas loh… jadi kita bisa melihat yang seger-seger deh selain melihat
padi yang ada disawah. Suhu udara disana, biasanya sih dingin… karena penduduk
sana berkata suhu udara disana dingin, sementara beberapa kabar yang beredardan
ulasan tentang Kampung Inggris juga menggambarkan jika udara disana dingin. Tetapi
ketika aku disana, tepatnya Agustus 2015 suhu udara panas dan rasanya hampir
meleleh. Jika dibandingkan dengan Semarang ya masih panas Semarang sih.. kala
itu, dalam asumsiku ya duingin, jadi aku bawa baju yang panjang dan
hangat-hangat, juga tidak membawa kipas angin. Wah… ini salah satu kesalahan.
Hahhaa… tapi aku kurang tahu, hanya kost ku saja atau tempat yang lainnya juga
begitu. Tapi ketika keluar kost rasanya tidak terlalu panas. Hahaa
Oh iya, sedikit tentang asal-usul
kenapa disana terdapat begitu banyak lembaga kursus nih. Awalnya tuh, ada
seorang penjaga masjid, sekarang dikenal dengan nama ‘mr. Kalen’ (salah nggak
ya nulisnya hihi) kala itu ada seorang yang ingin belajar bahasa Inggris dengan
beliau, lalu setiap hari apa dia mengaari orang tersebut, lama-kelamaan lalu
mendirikan kursus bahasa Inggris yang pertama, namanya BEC (Basic English
Course). Sambil berjalannya waktu, banyak siswa yang berdatangan. Awalnya dari
sekitar Pare saja, lalu merambah kemana-mana. Nah… siswa-siswa yang dahulu
menjadi siswa BEC ini, lalu mendirikan lembaga kursusan sendiri di rumahnya.
Begitulah berkembang hingga saat ini.
Lokasi belajar atau kursusnya di
rumah. Mereka sudah menyiapkan ruangan tersendiri yang dikemas sedemikian rupa
agar nyaman untuk tutor dan siswanya. Jadi, jangan dibayangkan jika lembaga
kursus disana layaknya lembaga kurusus di kota lain yang punya ruangan office
dan kelas-kelas gitu ya. Memang ada sih, dari mereka yang sudah menata
ruamahnya layaknya kantor dan/atau bahkan membuat bangunan baru agar lembaganya
lebih rapi dan menarik. Nah.. untuk tempat belajarnya nih, nanti aku bisikin
sedikit yak, dibagian berikutnya.
Selain lembaga kurus, disini juga
banyak yang jualan loh.. mulai jualan makanan, baju, sampai souvernir khas Kampung
Inggris-Pare. Jadi, ndak usah takut disana kelaparan atau nggak bisa berburu
wifi atau nggak bisa cari buah tangan, atau nggak bisa ng-mall hahahaa… mall
ada kok, di Kediri sana. Yaa lumayan jauh juga sih….
Oh iya, spot foto yang wajib kamu
datangin nih… yakni, (1) SLG atau Simpang Lima Gumul. Seperti namanya, tempat
ini memiliki simpangan berjumlah lima dengan pemandangan khas di tengahnya.
Tempat ini seperti yang ada di Paris gitu deh. Hahha kalau malam lebih bagus
karena terpancar sinar rembulan, eh… sinar lampu yang romantis. Hihihi….
Perjalanan menggunakan sepeda motor, 30 menitan lah.. kalau siang lebih terang
karena terpancar sinar matahari. (2) Candi Surowono.
Kalau naik sepeda onthel hanya 30 menit dari Kampung Inggris. Tempatnya seperti
Candi Mendut, ada sebuah candi dengan beberapa serpihan candi yang tertata
rapi. Ada juga sejarah dan filosofinya yang sudah terpampang dalam mading
disana loh.. lalu untuk biaya masuk, seikhlasnya untuk kepersihan candi. (3) di
dekat Candi Surowono terdapat tempat lagi yang cukup unik. Kita bisa menyelam
dalam sumber mata air, layaknya gorong-gorong
gitu deh. Tapi saat itu aku ndak berani masuk karena tidak membawa baju ganti.
Kata temenku sih ada yang cetek sampai jero. Buat teman-teman yang suka bermain
air, boleh dicoba tuh.. biayanya kalau nggak salah 2 ribu rupiah, belum
termasuk parkir. (4) Kampung Coklat, di Blitar.
Di Blitar sih..naik motor 1,5 – 2 jam-an lah.. hahha. Jangan dibayangkan disana
layaknya kampung yang luas dengan pohon coklat dimana-mana yap. Kampung Coklat
tersebut merupakan objek wisata dan tempat makan dan temat cari oleh-oleh,
tentunya bertemakan coklat. Cocok nih buat penggemar coklat, ada ice coklat,
mie coklat, nasi coklat, popcorn coklat, coklat dari yang manis rasa-rasa
sampai yang pahit tanpa gula, buah coklat, cooking (kalau yang ini, menghias
coklat. Sesuka kita. Nanti bisa dibawa pulang kok), ada terapi ikan, pohon
coklat dimana-mana, kalau sekarang sepertinya tambah luas dan ada tambahan
beberapa spot lagi. Hhohoho. (4) Kampung Anggrek.
Salah satu tempat dimana kita dapat melihat bunga-bunga yang banyak, tentunya
didominasi oleh bunga anggrek, dijual loh.. harganya mulai dari 15 ribu.. yang
lebih mahal, banyak. Hahaha… ada juga bunga matahari dan beberapa nunga
lainnya. Oh iya, disana juga ada kebun nanas dan gorila raksaasa yang terbuat
dari jagung, tempat ini juga ada di Blitar hehehe (5) Pantai
Tambak Rejo, Blitar. Nah ini nih… kesukaanku, main air dan pantai.
Ketika aku kemari, sebelumnya dari Kampung Coklat, lalu naik motor dua jam-an
lagi sampai di Pantai deh.
2. Transportasi
Pertama kali memikirkan untuk
pergi, pasti deh masalah transportasi. Secara singkatnya nih ya.. aku bisikin
dikit nih…
a) Perjalanan
menuju ke Kediri dapat dilalui dengan naik kereta atau bus. Kalau aku biasanya
naik kereta. Turun di Stasiun Kediri, dari stasiun ke
Kampung Inggris bisa ada dua alternatif yakni naik ojek atau angkot.
Kalau naik ojek nih, rada mahal. Kalau aku sendiri lebih suka naik angkot, dari
stasiun nanti naik becak diantar langsung ke pangkalan angkotannya, bisa
ditawar kok. Tapi kala itu aku kasih 15rb buat berdua. Lalu dapatlah kita
angkot, mereka sudah tahu kok dimana letak Kampung Inggris itu, atau mereka
juga kadang menyebutnya dengan nama BEC karena BEC lah yang paling terkenal.
Bilang aja, nanti kita mau turun dimana, pasti deh diantar sampai depan tempat
tujuan kita itu. Untuk pembayarannya sendiri… biasanya tergantung dengan
seberapa banyak manusia yang ada di dalam angkot tersebut. Biasanya satu angkot
diisi oleh 8 orangan lah… kala itu, harganya 15-25 ribu per orang. Via Bus… kita turun di Tulung Agung (ada ciri-cirinya,
disana banyak penjual tahu taqwa dan di sebelah seberang sana ada Polres
Kediri). Naah, disana perjalanan kita lanjutkan dengan menggunakan becak, becak
motor bukan becak kayuh hehe. Harganya cukup mahal, jadi kalau aku naik bus,
dari Tulung Agung dijemput sama teman. Hahaha. Sebenrnya ada lagi yang turun di
terminal, waktu itu aku kesasar, huhuuu alhasil gojek, cenglu hahaha 100rebu
sampai kost.
b) Dari
Kampung Inggris ke Stasiun Kediri. Banyak cara, cara yang paling gampang ya
dianter sama temen. Hhahaa… di Kampung Inggris ada yang menjual jasa ojek
sampai stasiun, aku kurang tahu berapa harganya, seingatku dibawah 100rb dan
diatas 25rb, biasanya. Kalau aku lebih suka naik angkot jadi angkot yang kita
naiki seperti pada paparan aku sebelumnya itu.. bisa kita sms/telfon bapak
angkotnya. Aku punya dong, nomer telfonnya.. hahhaa, nanti kalau teman-teman
ada yang mau, kirim via email aku aja yaap, atau bisa juga komentar. Bapaknya
baik dan ramah. Nanti kita bisa dijemput, dimanakah kita berada saat itu.
c) Transporasi
mau jelong-jelong selama di kampung. Ada sepeda loh, sepeda onthel, harganya
beragam tergantung pada model sepeda tersebut. Semakin bagus sepeda dan semakin
baru sepeda, maka harga akan semakin mahal. Lamanya kita meminjam juga
mempengaruhi harga, ada yang satu minggu, satu bulan, atau satu tahun. Tapi
nanti kita bisa perpanjang kok, kalau kurang. Sepedanya juga bisa ganti kalau
kurang enak. Eiits… tapi kita harus ninggalin identitas kita di tukang
sepedanya. Tenaang… mereka menjaganya dengan baik. Kalau aku suka pinjem yang
beralamatkan jalan brawijaya. Aku lupa namanya apa… pokoknya arah ke Kilisuci
dan dekat dengan gor. Disana yang njaga kakek dan nenek, mereka ramah banget
dan sabar. Kita dikasih kartu juga buat kita pegang, jadi kita tahu kapan kita
harus mengembalikan sepeda tersebut. Nah, kadang ada sepeda yang nggak ada
boncengannya atau boncengannya dicopot hal ini dikarenakan mereka berfikir
sepeda tidak cukup kuat untuk boncengan. Cieeee boncengan hahaha. Sendirian
aja, nggak usah bonceng-bonceng.
d) Transportasi
mau jelong ke luar kampung. Tenaaaang disini ada penyewaan motor. Mulai dari
yang stang lurus sampai stang bunder. Harganya berbeda, kisaran 60rb kala itu
aku 12 jam. Hahaha pokonya beda jam beda tempat sewa kadang beda harga. Kalau
mobil, aku nggak pernah nyewa. Soalnya aku seringnya naik motor, biar romantis
hahaha meski aku jelongnya sama cewek. Hahahaa… karena kita menyewa motor,
jadiii kadang bensinnya udah dibawah garis E, makanya nanti kalau pinjem,
sebelum dibalikin, habisin dulu aja bensinnya. Hahahaa. Karena motor lebih
berharga dari sepeda onthel, tentunya ada jaminan juga kalau kita hendak sewa.
e) Travel.
Misanya nih, males banget mau pulang harus ke stasiun atau terminal, lalu
pulang mendadak dan buru-buru lagi. Tenang… saya punya solusi irit tenaga. Ada
travel, nanti bisa dijemput dimana keberadaan kita kok. Hanya saja yaa… lebih
mahal dek… hhahaha. Nah, ini ada agennya sendiri, kalau aku seringnya yang di
jalan Brawijaya, kiri jalan dari awah Wapo (warung pojok).
3. Lembaga Kursus
Seperti yang sudah saya ceritakan
singkat dalam paragraf sebelumnya, ada buanyaaaaaak sekali lembaga kursus
disini kita harus pinter-pinter milih nih, lembaga kursus yang pas buat kita
sebenernya dimana sih. Kita mau belajar apa sih dan sebagainya…
Cara yang paling keren untuk
memilah mereka adalah berdasarkan cerita kawan-kawan yang sudah pernah
mencicipi di lembaga kursus tersebut. Bagaimana sih cara mengajarnya, harganya,
dapat apa aja, jamnya berapa aja, dan ada apa aja program yang ditawarkan?
Naaah… kita kudu tahu banget juga dong jam belajar kita jam berapa aja dan
lokasinya ada dimana, jangan sampai nyasar… huhuhu….
Nah, kita juga bisa survey sendiri.
Mendatangi tempat kursus, di office nya ya.. kita minta brosur, tujuannya untuk
mengetahui program yang ditawarkan. Misalnya kalau belajar Bahasa Inggris, mau
memperdalam apa nih.. cara ngomong, cara pengucapan, nulis, tata bahasanya,
toefl, ielts, dan lain sebagainya. Atau juga nih, kalau mau belajar bahasa
mandarin, mau memperdalam mana dulu nih, tata bahasa, hanzi, pelafalan.. ada
lah pilihan untuk dedek. Pokoknya banyaaak banget yang ditawarkan. Kalau mau
belajar banyak, ingat waktu dan jam terbang ya.. soalnya kadang tabrakan.
Hahaha… nggak mau kan kalau galau milih belajar apa gitu. Nah… untuk belajarnya
sendiri, sebagian besar dari hari senin sampai jumat. Cuma jamnya aja yang
berbeda, kaya kuliah ya. Hahha.
Kalau kita belajar, pasti dong… ada
ujian lalu ada juga sertifikat.
Belajarnya kadang di halaman rumah,
atau di ruangan sendiri yang sudah mereka sediakan lengkap dengan meja belajar,
ada juga yang ditempat terbuka seperti café geto. Pokoknya asyik deeeh….
Buat teman-teman yang merasa masih
nol banget, bahasa Inggrisnya, nggak masalah… disini nggak ada strata, siapa
yang baru lulus SD, SMP, SMA, atau kuliah S1, S2, S3 pun banyak yang belajar
disini, ada juga kok yang masih dedek dedek SD gitu. Pokoknya semua dianggap
sama. Kan kita belajar buat tahu, bukan sok tahu.. hahhaa
4. Harga Kost dan Biaya Hidup
Harga kost murah kok, ada yang
150rb sampai 500rebu. Tapi jangan terlalu mengharapkan satu kamar sendiri ya.
Karena memang jarang banget kost yang menawarkan untuk sendirian. Disini paling
enggak diisi oleh 2 sampai 4 orang sekamar. Nah… buat teman-teman harus
hati-hati dengan barang bawaan ya, takutnya nanti pas musim liburan sekolah
datang dan banyak yang ke Kampung Inggris, ada maling yang tak terduga…. Sepertinya dia werewofl… huhuhuu…
Lanjut nih, seperti kost pada
umumnya, semakin banyak manusia, pasti sampah semakin banyak dan suara semakin
berisik. Dududududuh….. karena kita dari se-Indonesia ya.. setidaknya
kecilkanlah suara kita. Kan tinggal serumah, bukan sehutan. Lalu ada lagi nih,
masalah sampah dan kekawanan. Kalau sampah, biasanya anak bayi suka nyampah dan
yang lebih dewasa dengan sabarnya mengurusi sampah tersebut…
Masalah apa lagi ya kalau di kost?
Teman? Hmmmmm nanti kita akan tahu kok, teman yang kita dekati itu, manusia
seperti apa. Pokoknya diajari benget buat mandiri.
Eh iya lupaaaa. Ada dua model kost
yang tersedia di Kampung Inggris. Pertama yaa kost biasa, seperti biasanya.
Cuma buat belajar mandiri dan bobok aja. Lalu yang kedua ada yang namanya
‘camp’ disana kita juga digembleng dengan cara membiasakan ngomong pakai bahasa
Inggris (sayang sekali belum ada camp bahasa mandarin.. sedih saya dek). Nah
setiap camp memiliki aturan dan cara bermain yang berbeda. Kadang nih, ada yang
memiliki program setelah maghrib dan subuh ada belajar bareng gitu sesama
penghuni kost. Jadi nanti yang lebih pinter ngajarin yang tingkatannya
dibawahnya… nah, ada juga yang bercakap harus pakai bahasa Inggris dan kalau
ada yang melanggar, nanti kena denda atau sanksi. Hukumannya itu beda-bedaa,
tergantung kesepakatan camp. Ada yang denda perkata 100rb, nyuci kamar mandi,
atau apa gitu..pokoknya beda-beda.
Eh, meskipun kost, tapi kita juga
bisa membuat serasa camp kok. Kalau nggak mau semuanya ya minimal sekamar lah..
hahaa.. kita juga bisa sambil belajar mengajar kok. Kalau aku sih sukanya
ngajar dedek dedek buat belajar mandarin dibandingkan dengan bahasa Inggris.
Hahaha… untungnya saat itu ada anak yang se kursus mandarin sama aku. Kalau
lagi sebel sama orang kadang cakap pake bahasa mandarin. Nah untuk Inggrisnya
aku dibantu sama salah satu dedek yang sekamar sama aku.. alhamdulillah dedek
Iha dengan lembut mengajariku cakap dan toefl…
Jadi, teman-teman selamat memilih…
kost mana yang cocok dengan hati yap.
5. Sekilas Tentang WTC
Salah satu tempat kursus yang
pernah saya datangi dan masuki adalah WTC, disana kita bisa belajar bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Jepang, dan bahasa
Korea. Saat itu, aku mengambil bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Harga
paketan, aku lupa berapa. Sepertinya saat ini sudah berubah. Alamatnya ada di
Jl. Anyelir, no 2 Singgahan, Ds Pelem, Pare Jawa Timur. Ada neon box di atas
depan rumah WTC gitu kok, bersinar jadi kalau malam tetap nampak. Disini saya
akan menceritakan beberapa hal yang pernah saya alami saja yah, tentunya
beberapa tahun yang lalu. Jika ada banyak perbedaan saat ini, mohon ampuni saya
yaak. L
Kelasnya
terbilang bersih dan enak, ada kipas angin. Kelas yang aku suka itu ada di
bagian belakang, ketika aku belajar bahasa Mandarin. Lesehan, tapi tetap ada
meja duduknya, jadi untuk menulis mudah. Mmmm meja belajar ini ada temenku yang
bilang namanya meja makan, wkwkwk. Soalmya dia sering liat filem-filem luar
dimana aktor makan di meja kecil gitu. Ah, itu kan multifungsi. Sementara itu,
kelas yang ada di depan, kelasnya pakai kursi duduk plastik tapi tiada meja. Jadi,
kita harus pandai dalam menulis tanpa meja. Waktu itu, pernah kelas mandarin
ketika menulis hanzi di kelas depan, karena aku susah dalam menulis tanpa alas,
so meja nya laoshi (guru) aku pakai buat alas. Ambil bangku paling depan dekat
laoshi dan menjadikan mejanya sebagai mejaku. Alhamdulillahnya diizinkan dan
beliau baiiiik banget, meski galak dikit. Hahaha. Mila laoshi, kami
memanggilnya. Masih seputar kelas, setelah meja dan kursi, lalu papan tulis. Papan
tulisnya memakai papan tulis putih alias whiteboard, jadi nggak perlu
bersin-bersin karena debu kapur. Kalau di kelas belakang, papan tulisnya ada
dua, satu di samping. Biasanya kita pakai kalau malam hari. Mr. Ardi (pemilik
WTC) mengizinkan kami untuk belajar bersama di kelas belakang. Dari berbagai
penjuru kelas, disini semua yang mau belajar berkumpul. Dari titik inilah aku
bertemu dengan teman-teman lain dan masih berkomunikasi hingga saat ini, sebut
saja dia senpai. Wkwkwkk. Apabila kelas depan dan belakang sudah penuh, kadang
Mr.Ardi menggunakan ruang tamu sebagai tempat belajar. Asalkan ada niat dan
bangku, dimanapun kita belajar, itu oke kan? J
Officenya
sendiri ada di bagian teras, kadang ada Alex (kucing) yang menjaga meja
resepsionis, ketika Mr. Bintang sedang istirahat. :D disana, ada brosur dan
tempat duduk kok. Jadi jika kita baru awal sekali masuk dan mencari info
tentang WTC, ambil saja brosur tersebut.
Guru atau
pengajarnya, sopan lucu dan fun. Aku tidak tahu dengan kelas jepang dan korea
ya. Kalau kata teman aku, sebut saja dia Mochi, kalau Mr. Koko itu keren banget
ngajarnya (Jepang), pengalamannya sudah banyak sekali. Tidak hanya bahasa
Jepang gitu-gitu aaja yang diajarkannya, tapi juga cerita dan point kita mau
belajar Jepang itu untuk apa. Langsung deh cas cis cus ke topik yang oke punya.
Oke, kita kembali pada guru yang
mengajar saya yaw. Pertama, guru favorit akuh, namanya Mila Laoshi, ngajar bahasa Mandarin. Ngajarnya dari awal, nada dan cara
bacanya. Terus, pembelajaran lanjut pada hafalan kosa kata. Setiap hari aku
setor satu pembelajaran dong, kalau lagi rajin kadang dua atau tiga. Wkwkwkwk. Kalau
misal cara bacanya salah, sama laoshi suruh ulang lagi, nggak
tanggung-tanggung, ngulangnya besok hari. Wkwkwkwk. Tapi disini aku jadi
semangat dong. Banyak anak-anak yang bilang kalau galak, kalau menurut aku si
biasa aja. ‘galaknya dimana gitu?’ soalnya ya wajar, kalau hafalan kosa kata. Beda
bunyi beda arti, kata istri sama mobil aja hampir mirip, kalau salah ngomong ya
kita gimana yaa… huhuhu L makanya kadang laoshi marah kalau salah
bunyi. Terus nih, kadang laoshi nggak mau ngasih tahu, kalau kita nggak usaha
dulu. Misalnya, kata ‘manis’ kita tanya. “Shi, bahasa Mandarinnya manis itu apa
ya?” diawal pertemuan, dikasih tahu langsung. Tapi setelah pertemuan kesekian,
kita disuruh usaha dulu. Terus, kita bilang ‘tian’ atau ‘ke ai’ dan lain-lain,
terus disitulah laoshi baru ngasih tahu yang benar plus penggunaannya. Misalnya
kata manis untuk rasa (seperti rasa gula) dan juga manis untuk lainnya (seperti
manisnya wajah saya.hihihi). Itu di kelas percakapan, beda lagi jika di kelas
menulis hanzi. Diawal, memang sudah ada perjanjian, ‘sehari mau menulis berapa
hanzi’ sepakatlah kita 15 hanzi perhari. Besoknya kita setoran 15 lalu, hafalin
lagi 15 hanzi, besoknya setoran dan seterusnya. Kalau ada yang belum hafal atau
kurang goresan ya hutang. Hutang itu harus dibayar dong. Kan belajar,
semangaat. Aku pernah ndak masuk seminggu karena ada urusan di luar kota,
alhasil minta di kirimin hanzi sama temen aku, sebut saja dia Memet, “hari ini apa
aja hanzi nya?” terus hafalin, pas pertemuan lagi, aku setor banyak banget. Wkwkwk
untunglah aku bisa dong, kala itu ada karakter yang aku bingung nulisnya, terus
aku minta diajarin sama teman akuh, sebut saja dia Rozul. Hahaha. Aku minta
ketemu dan minta waktunya, biar tahu cara nulisnya. Terus pas dia ngajarin aku,
malah dikasih PR ngapalin HSK 2 L gapapa sih,
gratis soalnya. Terus aku jadi rindu deh L wkwkwk, rindu
belajar. Hahahaa
Selanjutnya, guru bahasa inggris, namanya miss Bonita. Kalau ngajar asik
banget dan fun, pokomya fun. Sama Mr. Ardi, beliau mengajar bahasa Inggris dan
Jepang. Kelas inggris pagi dan sore, kalau pagi hafalan vocab sementara siang
belajar grammar. Aku kurang menikmati kelas ini karena aku nggak suka bahasa
inggris. Wkwkwkwk. Jadi aku lebih memiliki banyak kenaangan di kelas Mandarin. Eaaaa.
Oya, kelas Inggris yang sore, ada
di kelas belakang dan lebih belakang lagi, kita sering menyebutya dengan nama
kelas sore. Tempanya lebih luas dibandingkan dengan 2 kelas sebelumnya. Lebih dingin
dan lebih serem bagiku. Mungkin kalau mandarin enggak. Wkwkwkwk. Pokoknya inggris
itu horor. But, aku menikmati setiap pertemuan, kita bisa percaya diri buat
ngomong didepan. Kalau waktu di kelas miss Bonita, kita latihan ngomong dan
ketika kita ada kata ‘eee’ ‘aaa’ atau jeda sedikit panjang (lebih dari 5
hitngan), kita dapat hukuman. Waktu itu sih, bedak di pipi. Ahahha. Fun pokokknya.
Hal lain, sekitaran
WTC. Kita dapat sertifikat sesuai dengan kemampuan kita. Nama di sertifikat
itu, ditulis tangan sama Mr. Star alias Pak Bintang. Tulisannya cuantik sekali,
bahkan komputer pun kalah.
Lainnya? Apa
yah? Aku belum dapat ide menulis lagi, jika ada yang mau ditanyakan, silakan
komentar yah. Tapi aku tidak mau menyebut harga karena bisa saja berubah.
Ini ada link untuk
kepo-kepo soal WTC, nama facebooknya https://web.facebook.com/groups/316042868456902/
lalu ada lagi nih webnya https://www.paketkampunginggris.com/
6. Sekilas tentang Lembaga Kursus Lainnya
Selama di pare, kita rugi kalau
misalnya hanya belajar di satu tempat kursus saja. Beberapa lembaga patut kita
coba loh, ada yang programnya 2 minggu. Aku kasih tahu dikit-dikit yah…
a) Oxford.
Aku ambil kelas toefl disini. Tentornya ramah dan asyik, siswanya dibatasi 15
orang kalau nggak salah, waktu tahun aku. Entah sekarang, hehee. Tulisannya rapiiii
banget. Ngajarinnya enak dan step by step. Ada ujian sebelum dan sesudah belajar
juga, jadi kita tahu setelah belajar disini, meningkat apa enggak. Kalau pengalaman
aku sih, awalnya aku Cuma 400, terus setelah aku ambil kelas di Oxford, aku tes
masuk S2 UI, aku keterima dong. Nggak paham deh, disana berapa nilai
minimalnya. Hihihi… setidaknya, disini kita dapat 23 trik. Trik tersebut sudah
aku rangkum, tentunya tujuan awal aku untuk mengingatkan aku dong. Kan catatan
aku. Kalau hanya dibaca dan belum pernah dijelasin sama miss nya, may be kurang
paham ssama catatan aku.. baca saja catatan kecilaku di blog ini juga,
alamatnya di http://windisusetyothamrin.blogspot.com/2016/08/23-trik-toefl.html
yah :D
b) Faster.
Disana aku ambil kelas mandarin. Laoshinya ramah dan lucuk, meski nggak ganteng
tapi ngaku ganteng. Hahaha. Namanya shi-rangga, disana belajarnya lebih enjoy
dan fun. Pakai mainan dan nyanyi. Waktu itu aku nanyi ‘yi ran ai ni’ sampai
sekarang pun aku masih kontak sama shi rangga, curhat masalah bahasa mandarin
dan bahasa kalbu. Ahahaha. (dia udah punya istri btw, jangan genit ya pembaca
ketika membacanya). Disana ada camp dan juga bahasa Inggris, tapi aku nggak
nyoba. Wo ye bu zhi dao, wei shen me. nah shi rangga ini, siswanya mila laoshi.
c) Embrace.
Tempat belajarnya di alam, sejuk angin sepoi dan dekat sungai. Jadi suasana
belajarnya menyejukkan. Paling favorit sama mr. isnan, soalnya ngasih
tantangannya lebih banyak. Wkwkwk. Mr. isnan ini juga sering ke rumah mila
laoshi untuk belajar dan tanya-tanya loh.
d) Lainnya.
May be untuk convertation yang oke itu Dafodil sama Peace. Grammar itu yang terkenal oke, Krisna. Tapi semua tempat kursus itu oke sema kok. Hal-hal yang aku ceritakan itu karena aku sudah pernah mengalaminya dan juga berdasarkan pada obrolan dengan beberapa teman-temanku.
sekian.. semoga ulasan dari aku membantu yah, untuk teman-teman yang ingin mengunjungi kampung inggris pare.
salam, :)
jadi pengen kesini.
BalasHapuskabarnya lebih keren ya sekarang, kampung coklat